"Apaan tiket Rp 1,5 juta hanya bisa lihat lewat layar tancap. Emangnya nonton film layar tancap. Tidak profesional," kata Oding, warga Sesetan, Denpasar, Bali, Minggu (5/10).
Oding mengaku bela-belain beli tiket bersama rekan-rekannya seharga Rp 1,5 juta. Saat mengetahui hanya bisa lihat lewat layar, Oding pun bersama penonton lainnya beramai-ramai keluar meninggalkan lokasi.
Tidak hanya itu, beberapa wartawan juga diperlakukan tidak adil oleh panitia. Wartawan yang ingin meliput justru ditarik keluar oleh petugas karena tidak memiliki ID Khusus. "Saya jelaskan baik-baik, tidak pakai nyolot. Tapi caranya kok sampai ditarik dan didorong, malah datangkan polisi. Apa kita ini pencuri," kata Bobi, wartawan media online.
Padahal, kata Bobi, sudah mengatakan kepada panitia untuk tugas meliput pertunjukan ini. Namun, panitia bersikeras dan justru panggil polisi karena tidak memiliki tiket pertunjukan. "Saya jelaskan jika saya wartawan hanya ingin melakukan peliputan. Tiket itu kan untuk tamu undangan," jelas Bobi.
Sementara itu, salah satu wartawati juga mengaku diperlakukan tidak senonoh oleh petugas jaga. Wartawati itu mengaku didorong dan ditarik oleh petugas seperti maling. "Kita wartawan. Kasar banget," selahnya penuh lesal.
Wartawati media online ini menyayangkan perlakuan ini. Menurutnya, EO Party Corner semestinya memfasilitasi kebutuhan wartawan di Bali. "Kami hanya meminta diberi akses peliputan, itu saja. Mestinya panitia memfasilitasi kami dan bersyukur acaranya dipublikasikan, bukan malah mengusir," tuturnya.(merdeka)
Tag :
Unik