Akibat aksi tersebut, jalur kiri menuju
arah Kampar dijadikan dua arah. Sehingga macet panjang tak terelakkan
mulai dari Kampus Unri hingga Simpang Soebrantas-SM Amin. Macet panjang
dan aksi sweeping terhadap pihak kepolisian yang melintas di depan
kampus Unri sempat memanas sekitar pukul 17.30 WIB. Pasalnya, beberapa
mahasiswa yang membawa batu sempat melempar batu ke kaca belakang mobil
Daihatsu Terios hingga pecah. Aksi ini dilakukan karena salah seorang di
dalam mobil mengenakan seragam polisi.
Mahasiswa sempat menginterogasi polisi
tersebut, namun tak berlangsung lama. Sebab dari pernyataan yang
disampaikan sang polisi, dia berasal dari Batam dan berencana menuju
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II.
Presiden Mahasiswa Unri Zulfa Hendri
kepada Riau Pos (Grup JPNN.com) mengatakan bahwa mahasiswa mengutuk
tindakan pemukulan yang dilakukan pihak kepolisian dalam kejadian sehari
sebelumnya. Sebab mereka menilai aksi dilakukan tertib dan tidak
anarkis.
‘’Tetapi mereka (polisi, red) malah
menyerang mahasiswa secara brutal dan sampai ke rumah ibadah. Bahkan
mahasiswa yang sedang berdoa usai salat juga dipukuli. Tentu hal ini
mengangkangi demokrasi. Makanya hari ini kami kembali melakukan aksi
mengutuk aksi pihak kepolisian itu,’’ jelasnya.
Dalam aksi kemarin, Zulfa dan
rekan-rekannya meminta kepolisian untuk meminta maaf secara terbuka.
‘’Apa yang mereka lakukan tidak bisa diabaikan, karena mereka menyerang
mahasiswa yang tidak bersenjata,’’ jelasnya.
‘’Jadi aksi kami ini menolak kehadiran Jokowi di Riau dan kenaikan BBM,’’ tegasnya.
Sedangkan Koordinator Aksi Mahasiswa Unri,
Erlangga kepada Riau Pos mengatakan mereka berasal dari seluruh elemen
mahasiswa dari berbagai kampus di Riau. Mereka menolak kehadiran Jokowi
di Riau.
‘’Kami menolak kehadiran Jokowi ke Bumi
Lancang Kuning. Kemudian Jokowi-JK harus mundur dari jabatannya.
Kemudian kami meminta pemerintah untuk kembali menurunkan harga BBM,’’
jelas Erlangga.
Setelah puas berorasi akhirnya sekitar
pukul 18.00 WIB para pengunjuk rasa baru meninggalkan jalan menuju
kawasan kampus dan membuka akses jalan tersebut.
Aksi mahasiswa yang sempat memblokade jalan juga membuat beberapa
masyarakat kurang senang. Kendati memakluminya, mereka juga protes.
‘’Kami bukan marah mereka berunjuk rasa
dan menyampaikan aspirasi, tapi tolong jalan sampai menutup jalan ini.
Ini kan jalan umum. Apalagi tadi ada ambulans yang terkurung macet. Kan
dosa kalau begitu,’’ kata Aprizal warga Jalan Purwodadi kepada Riau Pos.
Bagaimanapun, kata Aprizal dirinya pernah
mahasiswa juga. ‘’Kami dukung mereka menyampaikan aspirasi. Tapi tengok
waktu dan tempat. Jangan asal demo aja, kan warga yang menjadi
kesulitan,’’ lanjutnya.
Tag :
nasional