Istilah Pengganti DPR Tandingan , Diganti Jadi DPR Kubu Ambekan

Abadijaya News : Kegagalan komunikasi kubu Koalisi Indonesia Hebat menimbulkan tanda tanya besar ihwal kepastian politik yang akan dijalani oleh pemerintahan Joko Widodo, lima tahun ke depan. Menurut pengamat politik dari Pol Tracking Institute, Hanta Yuda, Jokowi tak bisa menggantungkan nasib politiknya pada partainya sendiri, PDI Perjuangan.

“Kemenangan Koalisi Merah Putih dalam awal percaturan politik di dewan seharusnya menjadikan catatan soal lemahnya lobi politik PDI Perjuangan,” kata Hanta saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (1/11).
Menurut Hanta imbas dari kecabuhan ini semua mengakibatkan adanya beban berat buat Presiden Joko Widodo jika terus menerus menggantungkan lobi politiknya kepada PDI Perjuangan. “Dan itu harus diakui secara jantan oleh PDI Perjuangan,” katanya.

Saat ini, adu kekuatan politik dimenangkan oleh kelompok Fraksi Gerinda CS yang tergabung di Koalisi Merah Putih. Padahal dalam posisi sebenarnya pemilu dimenangkan oleh Koalisi Indonesia Hebat.

Diborongnya semua kursi pimpinan, baik level pimpinan DPR RI hingga level pimpinan komisi membuat Koalisi Indonesia Hebat mengambil langkah mosi tidak percaya dengan membentuk DPR tandingan.

Hal yang senada dengan Hanta terucap oleh pengamat politik Hendri Satrio. Ia menilai tidak terakomodirnya kader KIH dalam unsur pimpinan DPR, karena KIH telah gagal menjalankan komunikasi politik yang baik dengan KMP sehingga munculnya DPR tandingan.

"KIH gagal melakukan komunikasi yang mumpuni dengan KMP. Komunikasi politik di DPR ini mandek. Sehingga komunikasi politik yang tidak luwes, maka KIH tidak mendapatkan kue (unsur pimpimpinan DPR)," kata Hendri, Sabtu (1/11)

Hendri menilai kegagalan komunikasi politik yang dilakukan KIH adalah bentuk kekecewaan belaka, yang diakibatkan kelakuannya sendiri. “Ini bukan DPR tandingan tapi DPR ambekan. Tidak dapat kue (unsur pimpinan DPR) jadi dia ngambek," katanya.(cnn)
pageads
Tag : Parlemen