"Pernyataan Presiden Jokowi tidak lagi
seperti bicara dengan ibu-ibu pedagang sayur di berbagai pasar kumuh
saat jadi Gubernur DKI Jakarta," ujar Prasetya dalam diskusi di gedung
DPD, kompleks parlemen, Senayan Jakarta, Jumat (7/11).
Dari pengamatan Prasetya, cara
komunikasi Jokowi sudah tidak seperti dulu lagi. Sebab, kini Jokowi
tidak menunjukkan sosok aslinya dan cara berkomunikasinya pun semakin
sulit dipahami.
"Menurut saya, cara komunikasi Jokowi
dengan rakyat Indonesia tidak seperti dulu lagi. Tidak seperti jadi
walikota atau gubernur, pernyataannya rumit," tegasnya.
Dalam konteks wacana kenaikkan harga BBM
misalnya, Prasetya menilai pernyataan Jokowi tentang penggunaan kata
“bakar-bakar duit” untuk subsidi. "Padahal yang namanya subsidi negara
terhadap rakyat hal biasa dan tidak usah juga dimusuhi," tegasnya.
Padahal, kata Prasetya, dalam sejarah
kepresiden RI hanya BJ Habibie saja tidak sempat menaikkan harga BBM.
Sementara presiden lainnya pernah menaikkan harga BBM,
Karenanya Prasetya mengingatkan Jokowi
agar hanya sibuk melakukan pencitraan. Termasuk dengan program Kartu
Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Keluarga Sejahtera.
"Tiga kartu pintar itu jangan sampai
jadi alat pencitraan atau sekedar foto-foto dengan masyarakat miskin.
Jokowi harus sudah sampai di ujung dan memastikan rakyat akan lebih
sehat, cerdas dan sejahtera dengan kartu itu," pungkasnya.(jpnn)
Tag :
nasional