Namun, hingga berita ini ditulis, belum terdapat informasi mengenai identifikasi jennazah tersebut.
Operasi pencarian korban yang mulai memberikan hasil dengan ditemukannya barang-barang yang diduga sebagai reruntuhan pesawat dan sejumlah jenazah mengapung di tengah laut.
Kadispenal mengatakan pintu pesawat, tangki oksigen dan satu tubuh telah ditemukan dan dibawa dengan helikopter untuk menjalani tes.
TNI AU, sementara itu menilai bahwa penemuan puing pesawat dan jenazah di hari ketiga pencarian merupakan prestasi tersendiri.
“Ini adalah penemuan tercepat dalam sejarah. Penemu pertama dari puing tersebut adalah TNI AU dan langsung lapor ke Basarnas,” kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (30/12).
Sekitar 30 kapal dan 21 pesawat dari Indonesia, Australia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah terlibat dalam pencarian hingga 10.000 mil laut persegi.
Pesawat, yang tidak mengeluarkan sinyal bahaya, menghilang setelah pilot gagal mendapatkan izin untuk terbang lebih tinggi untuk menghindari cuaca buruk karena lalu lintas udara berat.
Pesawar AirAsia itu bepergian pada 32.000 kaki (9.753 meter) dan telah meminta untuk terbang di 38.000 kaki.
Pilot Indonesia yang berpengalaman dan pesawat terakhir menjalani perawatan di pertengahan November, kata maskapai AirAsia.
Diskusi online antara pilot telah berpusat pada data radar sekunder yang belum dikonfirmasi dari Malaysia yang menunjukkan pesawat itu naik dengan kecepatan 353 knot, sekitar 100 knot terlalu lambat dan bahwa kemungkinan telah terhenti.(cnn)
Tag :
Peristiwa