Draft resolusi yang diajukan Palestina – negara-negara Arab yang sudah direvisi melalui perwakilan Yordania ke DK PBB ini mendapatkan dukungan suara dari delapan Negara (Yordania, Cina, Perancis, Rusia, Argentina, Chad, Chili, Luxembourg), 5 negara abstain atau tidak bersuara (Inggris, Lituania, Nigeria, Korea, Rwanda) sementara Amerika dan Autralia menolak drfat ini.
Dalam draft ini Palestina meminta Al-Quds sebagai ibukota dua Negara (Palestina dan Israel), membebaskan para tawanan Palestina, membuat kesepakatan damai yang adil dan utuh yang mencakup solusi bagi seluruh masalah yang kandas (termasuk masalah air) dalam waktu 12 bulan, dan adanya pihak ketiga untuk membantu mengawasi penarikan Israel dari wilayah jajahan 1967 dan menjamin kedualatan Palestina.
Sebelumnya, Washington telah menyampaikan penolakannya terhadap usaha pihak Arab dan Palestina ini dan menyebutkan draft resolusi ke DK PBB ini tidak membangun dan ustru tidak berpihak kepada kepentingan Palestina serta tidak mengatasi kebutuhan-kebutuhan keamanan Israel.
Sementara Israel menilai, voting atas draft Palestina ke DK PBB setelah kandasnya pembicaraan perundingan damai yang disponsori oleh Amerika pada April lalu akan memperparah konflik bilateral. Israel mendukung perundingan dengan Palestina namun menolak ada pihak ketiga yang membuat schedule waktu.
Selain itu, Israel menyerukan Negara-negara Eropa agar memberikan schedule waktu yang lebih ringan untuk mencari dukungan lebih kuat. Sementara Amerika ingin menunggu hingga Pemilu Israel pada Maret mendatang.
Sementara itu, delegasi Yordania di PBB Dina Qaura menegaskan setelah voting di sidang secara resmi, bahwa pihkanya akan menjadi terdepan dalam membela hak-hak rakyat Palestina dalam semua forum internasional..
Sementara itu, komisioner Amerika Samanta Baar mengatakan, “Kami menolak draft Palestina karena itu akan memperdalam konflik dengan Israel dan Amerika mendorong dilakukan langkah berani menyelesaikan konflik jauh dari kekekerasan.”(IP)
Tag :
internasional