Hj Rini Silalahi yang dihubungi Metro
Siantar (Grup JPNN), Minggu (14/12) sekira pukul 15.45 WIB menerangkan,
keributan tersebut terjadi Sabtu (13/12), saat Hulman dan Koni, beserta
pengelola Taman Hewan Pematangsiantar (THPS) Rahmat Shah, Bupati Karo
Terkelin Brahmana, Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain, Ketua DPRD
Eliakim Simanjuntak, serta beberapa undangan lainnya, hadir dalam HUT
THPS.
"Di situ Pak Koni tegas, karena permasalah ini sudah sangat lama, sehingga ditantangnya Hulman pertumpahan darah," ujar Rini.
Di situ, Rini mengaku bahwa Hulman juga
terkesan menantang, sehingga pertumpahan darah tersebut nyaris terjadi.
Namun, Rahmat Shah dan unsur uspida melerai mereka berdua.
"Karena dilerai Pak Rahmat dan yang lain, makanya tidak terjadi," kata Rini.
Dan, diduga, permasalahan itu yang membuat Hulman sangat singkat memberikan kata sambutan dalam acara HUT THPS.
METRO yang hadir saat itu memang tak tidak
menyaksikan keributan antara Hulman dan Koni. Namun, memang, saat itu
Hulman sangat singkat memberikan kata sambutan. Bahkan, Hulman yang
biasanya pasti benyanyi sebelum menyampaikan kata sambutan, saat itu tak
ada benyanyi.
Dalam kata sambutan, Hulman hanya
mengatakan, "Yang terhormat semuanya. Selamat ulang tahun Taman Hewan
Pematangsiantar. Kita mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
karena pandangan beberapa teman, ada tiga taman hewan di Sumatera,
Siantar lah paling baik. Demikian sambutan singkat saya, semoga ke depan
Siantar lebih mantap lagi, maju dan jaya."
Kata sambutan tersebut hanya berdurasi sekira 2 menit.
Kembali pada keterangan Rini, pinjaman Rp2
miliar tersebut terjadi saat Hulman dan Koni berkampanye untuk
pemenangan mereka dalam Pilkada Tahun 2010 lalu. Untuk memberikan
pinjaman itu, Koni mengagunkan tanah miliknya seluas 1.000 m2 di Nagori
Tiga Ras, Kecamatan Pematang Sidamanik, Simalungun.
"Sebenarnya tanah tersebut harganya tidak
segitu. Tapi itulah yang menunjukkan keseriusan kami dalam mencalonkan
Koni menjadi pasangan Hulman. Pinjaman tersebut diberi jangka waktu dua
tahun untuk mengembalikan," katanya.
Setelah pinjaman uang Rp2 miliar
diberikan, Rp1 miliar diberikan kepada Hulman dan Rp1 miliar untuk
mereka, yang sama-sama digunakan untuk biaya politik.
"Setelah uang itu diberikan, Hulman bilang (agunan) tanah itu akan diselesaikan bila mereka menang nantinya," katanya.
Singkat cerita, akhirnya pasangan Hulman dan Koni menang sebagai Walikota dan Wakil Walikota Siantar periode 2010-2015.
"Setelah kemenangan tersebut, Pak Koni
selalu menyinggung permasalahan tanah tersebut kepada Pak Hulman, karena
tanah itu tidak berniat kami jual atau diganti nama, karena tanah
tersebut adalah tanah warisan keluarga saya yang dipercayakan kepada
saya. Tapi, di situ Hulman kerap mengulur-ulur sampai jatuh tempo,"
ujarnya.
Tak hanya sampai jatuh tempo, sampai saat
ini Hulman pun tak juga menyelesaikannya, hingga surat dari Notaris DL
Sitorus, Rabu (3/12) datang kepada mereka untuk meminta penggantian atas
nama terhadap tanah tersebut, dari namanya menjadi nama DL Sitorus.
Rini mengatakan bahwa tanah tersebut diagunkan kepada DL Sitorus
"Waktu surat itu datang, saya tidak di
rumah. Saya lagi ikut Munas Golkar di Bali. Tapi, saya minta Pak Koni
segera bertemu dengan Hulman, membicarakan permasalahan itu," ujarnya.
Setelah itu, Koni meminta bantuan Eliakim,
yang diketahui sebagai teman dekat Hulman, untuk mempertemukan dirinya
dengan Hulman dan diaturlah jadwal pertemuan pada Senin (8/12) di OHS5
Kafe Jalan Patimura, Siantar Timur.
"Di situ aku tak bisa datang karena masih dalam perjalanan ke Siantar," ujar Ketua Fraksi Golkar DPRD Siantar ini.
Dari pertemuan itu, Hulman meminta Koni
melepaskan tanah tersebut dan Hulman berjanji akan memberikan Koni uang
Rp1 miliar dan ke depannya Koni akan kembali menjadi pasangan Hulman,
ketika Hulman kelak menjadi calon walikota periode 2015-2020.
"Di situ Pak Koni tak dapat memastikan
jawabannya. Dia menunggu saya kembali. Tapi karena saya tidak bisa hadir
di situ, sehingga tidak ada jalan tengahnya," katanya. Hingga akhirnya
Koni dan Hulman bertemu pada acara HUT THPS.
"Pokoknya saya tidak akan pernah
memberikan tanah itu karena di tanah itu ada kuburan oppung dan keluarga
saya. Selain itu saya telah dipercayakan bisa menjaga tanah itu
sehingga dipercayakan dan diwariskan," ujar Rini.
Terpisah, Eliakim Simanjuntak, yang turut
bersama rombongan saat itu, saat ditanyai METRO terkait keributan antara
Hulman dan Koni, mengaku tidak mengetahuinya. Namun ia membenarkan
bahwa Koni pernah memintanya untuk mempertemukan Koni dengan Hulman.
"Walau saya pertemukan mereka, saya tidak
tahu permasalahan mereka. Kalau benar pun ada masalah itu, saya tidak
bisa campuri, karena itu masalah pribadi," ujar politisi Partai Demokrat
itu.
Terkait keributan itu, Eliakim mengaku bahwa ada keributan, apalagi tantangan untuk pertumpahan darah.
"Kamu kan di situ. Kamu lihat saja
sendiri. Kalau memang ada yang ribut, pasti jadi bahan perhatian.
Berarti bisa kamu simpulkan," ujar Eliakim.
Dosen USI Toga Sihite yang dimintai
tanggapannya mengatakan bahwa keributan tersebut terjadi diduga didasari
unsur politik untuk melemahkan lawan politiknya.
"Sebab kita ketahui Hulman sudah
menyatakan maju untuk Pilkada 2015 dan Koni juga seperti itu. Jadi bisa
saja ada unsur politik," ujar Toga.(jpnn)
Tag :
Daerah