Kericuhan terjadi karena belasan peserta perwakilan dari KONIDa dari Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dan Cabang Olahraga melakukan aksi protes. Aksi tersebut tidak ditanggapi oleh Ketua Penyelanggara Musordaprovlub yang merupakan Plt KONI Jateng, Sukahar.
Aksi protes di acara yang dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu terjadi saat panitia pelaksana melakukan pembahasan tata tertib sebagai salah satu tahapan dalam pemilihan Ketua KONI Jateng. Perdebatan terjadi terkait pemilihan calon Ketua Umum KONI. Hingga akhirnya belasan peserta meninggalkan ruangan alias walkout.
Belasan perwakilan KONI Kabupaten/Kota yang walkout berasal dari Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Pekalongan. Ditambah perwakilan dari salah satu cabang olahraga yaitu Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia(PODSI).
Ketum KONI Kabupaten Pekalongan Suryan Rusli mengungkapkan, penentuan tata tertib yang dilakukan KONI dilakukan sepihak, tanpa melalui persetujuan anggota.
"Oleh karena itu, kami memilih keluar dari Musorprovlub karena menganggap acara tersebut dirancang dengan tidak demokratis. Itu cara-cara kerajaan, tanpa transparansi normatif, tiba-tiba mereka merancang tata tertib penentuan siapa yang bisa maju. Seharusnya mereka membicarakan rancangan tersebut dengan kami," tegasnya.
Wakum II Bidang Prestasi KONI Banyumas M Syafii menambahkan jika seharusnya bakal calon ketum KONI diberikan kesempatan tampil di Musorprovlub KONI Jateng terlebih dahulu. Langkah ini harus dilakukan supaya bakal calon Ketum KONI Jateng bisa menyampaikan visi dan misinya.
"Sebab jika diganjal di tengah jalan begini, berat. Gugur tidaknya calon seharusnya ditentukan di forum ini bukan dilakukan oleh pejabat Plt yang berada di bawah dominasi pengurus Pjs KONI Jateng sekarang sehingga ada kecenderungan pelaksanaan Musordaprovlub ini diarahkan sesuai keinginan pengurus KONI," terangnya.
Salah satu penyebab lain aksi walk out ini adalah keputusan KONI yang menghapus beberapa nama bakal calon ketum KONI Jateng secara sepihak. Alasanya mereka tidak memenuhi syarat karena bukan pengurus inti cabang olahraga tingkat provinsi.
Usai aksi walkout, rapat pemilihan Ketua Umum KONI Jateng terus berlanjut karena dalam AD/ART dinyatakan pemilihan Ketua Umum KONI Jateng dilakukan tidak berdasarkan kuorum. Namun beradasarkan voting terbanyak. Sidang Pleno ke 2 berlanjut dengan mulus. Kemudian dilakukan pemilihan Ketua Umum KONI Jateng periode 2014-2017 dengan Pimpinan Sidang atau Ketua Sukahar, Sekretaris Puspitarini dan anggota Rahmawan dan Prayit (KONI Demak).
Dari 6 bakal calon, hanya 2 calon yang lolos menjadi calon Ketum KONI. Yaitu Rony Guritno dan Hartono yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Umum.
Akhirnya Musordaprovlub KONI Jateng secara aklamasi memilih Hartono sebagai Ketua Umum KONI Jateng periode 2014-2017 setelah Rony Guritno menyatakan mundur (md)
Tag :
Daerah