Abadijaya News: Posisi aktivis mahasiswa dipertanyakan ketika nilai tukar rupiah anjlok sampai tembus Rp 13.000 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Insitute for Strategic and Indonesia Studies (ISIS), Kisman Latumakulita, menjelaskan gambaran situasi ekonomi saat ini. Menurut dia, dolar AS sedang bergerak menuju puncak kebesarannya, dan sangat susah untuk bisa dibendung oleh rupiah.
"Neraca perdagangan kita pincang atau kocar-kacir, impor lebih besar dari ekspor. Neraca pembayaran juga amburadul. Penerimaan pajak sampai dengan bulan Maret 2015 turun Rp 30 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2014," kata Kisman, Kamis (12/3).
Dia menyebutkan, harga-harga kebutuhan hidup, terutama beras atau sembilan bahan pokok naik gila-gilaan. Sayangnya, justru dalam situasi ini para aktivis kerakyatan tidak tampak.
"Dalam kondisi seperti ini, ke mana saja para mahasiswa dan para aktivis yang kritis itu. Sembunyi atau ngumpet?" gugat Kisman yang juga politisi Partai Nasdem.
Dia mengkritik para anggota DPR RI yang terus sibuk gugat-menggugat soal kepemimpinan partai politik. Tidak menutup kemungkinan para anggota DPR RI sedang sibuk mengutak-atik APBN Perubahan dan APBD bersama pemerintah untuk menutupi utang-utang selama masa kampanye.
"Kemana juga yang terhormat anggota DPR kita? Mungkin lagi sibuk gugat-menggugat di pengadilan atau lapor-melapor, atau lagi sibuk otak-atik APBN-P dan APBD bersama pemerintah agar dapat bagian untuk menutupi utang-utang dan biaya-biaya selama kampanye," ujarnya.(rmol)
Tag :
politik