Sunakim alias Afif, pelaku teror bom yang tewas dalam aksi teror di Jakarta, semula disebut-sebut warga Sumedang. Namun belakangan terungkap, Afif diyakini sebagai Sunakim warga Kampung Krajan 1, Desa Kalensari, Kecamatan Compreng Kabupaten Subang.
Warga mengenal Sunakim dengan panggilan Nakim, sejak lulus SMP dia tinggal bersama kakeknya di Karawang, dan jarang pulang ke rumah orang tuanya. Namun dua minggu terakhir sempat pulang bersama anak istrinya dan tinggal di rumah orang tuanya di Compreng, tetapi empat hari sebelum kejadian mereka pergi lagi.
Pasca aksi teror bom Jakarta, sehari setelah kejadian gambar nakim yang disebut Afif berkali-kali muncul dalam tayangan televisi. Ketika itu keluarga maupun warga Krajan 1 sempat kaget saat melihat gambar tersebut. Sebab sosoknya termasuk wajah dan pakaiannya persis dengan Nakim yang mereka kenal. Namun menjadi ragu, karena di media disebut namanya Afif warga Sumedang.
Apalagi Nakim sudah lama merantau, dan jarang pulang. Belakangan di media lainnya disebutkan Sunakim ini warga Karawang. Warga maupun teman-temannya waktu kecil meyakini lagi. Sebab ada kaitan, Nakim ini tinggal bersama kakeknya di Karawang.
"Pas kejadian (Kamis), di sini lagi giliran mati lampu, jadi tak melihat. Tahu di internet melihat penampilan, termasuk pakaian yang dipakai Nakim saya hapal, tapi waktu itu disebut warga Sumedang. Jadi ragu-ragu, kami menganggap mungkin wajahnya mirip. Tapi pas melihat foto yang tergeletak, dan wajahnya di close up, di situ saya baru yakin itu teman saya," kata Daim warga setempat yang pernah sekelas waktu SD, Sabtu (16/1/2015).
Dia mengatakan, seusai tamat SMP, temannya jarang pulang sebab sekolah di SMK dekat Texmaco Subang, dan pulangnya ke Karawang, tinggal dengan kakeknya.
Ketua RW 01, Sarwita saat ditemui di sekitar rumah orang tua Nakim, mengatakan, Nakim lahir dan sekolah SD di Krajan 1. Kemudian SMP di Lamparan, setelah itu melanjutkan sekolah di SMK Texmaco di Cipeundeuy, tapi pulangnya ke Karawang.
"Sunakim lahir di sini, sudah lama merantau jarang pulang ke sini. Setelah SMP, dia tinggal bersama kakeknya di Karawang. Kalau melihat perilaku waktu kecil, sih tak nyangka bisa senekad itu. Ayahnya, Zenab bekerja sebagai penjaga makam, ibunya Nyai, pedagang sayuran keliling," ujarnya (PR)
Warga mengenal Sunakim dengan panggilan Nakim, sejak lulus SMP dia tinggal bersama kakeknya di Karawang, dan jarang pulang ke rumah orang tuanya. Namun dua minggu terakhir sempat pulang bersama anak istrinya dan tinggal di rumah orang tuanya di Compreng, tetapi empat hari sebelum kejadian mereka pergi lagi.
Pasca aksi teror bom Jakarta, sehari setelah kejadian gambar nakim yang disebut Afif berkali-kali muncul dalam tayangan televisi. Ketika itu keluarga maupun warga Krajan 1 sempat kaget saat melihat gambar tersebut. Sebab sosoknya termasuk wajah dan pakaiannya persis dengan Nakim yang mereka kenal. Namun menjadi ragu, karena di media disebut namanya Afif warga Sumedang.
Apalagi Nakim sudah lama merantau, dan jarang pulang. Belakangan di media lainnya disebutkan Sunakim ini warga Karawang. Warga maupun teman-temannya waktu kecil meyakini lagi. Sebab ada kaitan, Nakim ini tinggal bersama kakeknya di Karawang.
"Pas kejadian (Kamis), di sini lagi giliran mati lampu, jadi tak melihat. Tahu di internet melihat penampilan, termasuk pakaian yang dipakai Nakim saya hapal, tapi waktu itu disebut warga Sumedang. Jadi ragu-ragu, kami menganggap mungkin wajahnya mirip. Tapi pas melihat foto yang tergeletak, dan wajahnya di close up, di situ saya baru yakin itu teman saya," kata Daim warga setempat yang pernah sekelas waktu SD, Sabtu (16/1/2015).
Dia mengatakan, seusai tamat SMP, temannya jarang pulang sebab sekolah di SMK dekat Texmaco Subang, dan pulangnya ke Karawang, tinggal dengan kakeknya.
Ketua RW 01, Sarwita saat ditemui di sekitar rumah orang tua Nakim, mengatakan, Nakim lahir dan sekolah SD di Krajan 1. Kemudian SMP di Lamparan, setelah itu melanjutkan sekolah di SMK Texmaco di Cipeundeuy, tapi pulangnya ke Karawang.
"Sunakim lahir di sini, sudah lama merantau jarang pulang ke sini. Setelah SMP, dia tinggal bersama kakeknya di Karawang. Kalau melihat perilaku waktu kecil, sih tak nyangka bisa senekad itu. Ayahnya, Zenab bekerja sebagai penjaga makam, ibunya Nyai, pedagang sayuran keliling," ujarnya (PR)
Tag :
Peristiwa