Dalam twittnya, Anis mengatakan bahwa tantangan PKS adalah bagaimana merebut kembali kepercayaan publik terhadap PKS. “Saat ini tantangan PKS adalah upaya merebut kembali kepercayaan publik. Menang di beberapa pilgub dan pilbup mungkin bisa jadi bukti, tapi itu belum cukup,” kicaunya.
Selain itu tantangan selanjutnya bagi PKS adalah membuka pintu kepada semua lapisan masyarakat dengan mewakili kepentingan semua kelompok tanpa melihat perbedaan, untuk membuktikan kata terbuka bagi seluruh bangsa.
Anis mengatakan bahwa PKS juga memiliki tantangan bagaimana mencipatakan pemerintahan yang efektif jika terpilih untuk memimpin Indonesia.
Dia menyatakan bahwa saat ini ada generasi baru yang ‘native-democracy’ yang patut didengar aspirasinya oleh Pemerintah. “Generasi yang patut didengar obrolan mereka yang mungkin tidak percaya dengan partai politik,” ujarnya.
Anis menambahkan bahwa ada buruh yang bingung dengan masa depan mereka, menurutnya mereka perlu ide tentang jalan menjadi sejahtera tapi bergantung upah. “Diluar sana ada dunia usaha yang sedang menghadapi tantangan pasar yang keras, mereka perlu partner pemerintah yang efektif,” katanya.
Anis mejelaskan bahwa Indonesia perlu sebuah narasi baru yang mewakili seluruh komponen bangsa dan sebuah peta jalan baru yang bisa dilalui semua kelompok tanpa kecuali. “Kita tidak perlu ‘menjual kecemasan’ untuk itu, kita hanya perlu keluar dari diri sendiri menjadi cakrawala bangsa yg lebih luas,” ujar Anis dalam twittnya.
Dia menambahkan, bagi PKS kursi Presiden atau anggota Legislatif bukanlah tujuan. “Kalau kita dapat itu belum tentu kita memimpin Indonesia. Jadilah akal, hati dan tulang punggung bangsa. Kursi-kursi itu hanyalah ikutan, itulah makna memimpin Indonesia,” ujarnya.
Di twitt selanjutnya Anis mengajak seluruh kader PKS untuk memahami realitas di luar secara baik dan berlapang dada untuk menerima perbedaan.
“Jadilah karpet yang bisa diduduki seluruh anak bangsa, jawablah kritik dengan senyum dan kerja nyata. Mari rangkul seluruh anak bangsa besar ini tanpa kecuali, Sebab kita lahir, makan, minum dan juga kelak dikubur di tanah yang sama,” katanya.
Lebih lanjut Anis mengumpamakan bagaimana seharusnya sikap kader PKS terhadap kondisi yang ada saat ini, “jika kita bangun jalan yang bagus, maka orang lain pasti melewatinya,” tuturnya.
Anis menutup kultwittnya dengan sebuah harapan Indonesia dapat merasakan bahwa PKS adalah anak yang dapat mewakili keluarga besar bangsa ini.
“Perbedaan itu seperti goresan pelangi di langit. Bangsa itu seperti muara, kelompok adalah anak-anak sungai yang mengalir kesana dan tantangan PKS adalah keluar dari anak sungai menuju muara,” tuturnya.(repost. Abadijayanews)
Selain itu tantangan selanjutnya bagi PKS adalah membuka pintu kepada semua lapisan masyarakat dengan mewakili kepentingan semua kelompok tanpa melihat perbedaan, untuk membuktikan kata terbuka bagi seluruh bangsa.
Anis mengatakan bahwa PKS juga memiliki tantangan bagaimana mencipatakan pemerintahan yang efektif jika terpilih untuk memimpin Indonesia.
Dia menyatakan bahwa saat ini ada generasi baru yang ‘native-democracy’ yang patut didengar aspirasinya oleh Pemerintah. “Generasi yang patut didengar obrolan mereka yang mungkin tidak percaya dengan partai politik,” ujarnya.
Anis menambahkan bahwa ada buruh yang bingung dengan masa depan mereka, menurutnya mereka perlu ide tentang jalan menjadi sejahtera tapi bergantung upah. “Diluar sana ada dunia usaha yang sedang menghadapi tantangan pasar yang keras, mereka perlu partner pemerintah yang efektif,” katanya.
Anis mejelaskan bahwa Indonesia perlu sebuah narasi baru yang mewakili seluruh komponen bangsa dan sebuah peta jalan baru yang bisa dilalui semua kelompok tanpa kecuali. “Kita tidak perlu ‘menjual kecemasan’ untuk itu, kita hanya perlu keluar dari diri sendiri menjadi cakrawala bangsa yg lebih luas,” ujar Anis dalam twittnya.
Dia menambahkan, bagi PKS kursi Presiden atau anggota Legislatif bukanlah tujuan. “Kalau kita dapat itu belum tentu kita memimpin Indonesia. Jadilah akal, hati dan tulang punggung bangsa. Kursi-kursi itu hanyalah ikutan, itulah makna memimpin Indonesia,” ujarnya.
Di twitt selanjutnya Anis mengajak seluruh kader PKS untuk memahami realitas di luar secara baik dan berlapang dada untuk menerima perbedaan.
“Jadilah karpet yang bisa diduduki seluruh anak bangsa, jawablah kritik dengan senyum dan kerja nyata. Mari rangkul seluruh anak bangsa besar ini tanpa kecuali, Sebab kita lahir, makan, minum dan juga kelak dikubur di tanah yang sama,” katanya.
Lebih lanjut Anis mengumpamakan bagaimana seharusnya sikap kader PKS terhadap kondisi yang ada saat ini, “jika kita bangun jalan yang bagus, maka orang lain pasti melewatinya,” tuturnya.
Anis menutup kultwittnya dengan sebuah harapan Indonesia dapat merasakan bahwa PKS adalah anak yang dapat mewakili keluarga besar bangsa ini.
“Perbedaan itu seperti goresan pelangi di langit. Bangsa itu seperti muara, kelompok adalah anak-anak sungai yang mengalir kesana dan tantangan PKS adalah keluar dari anak sungai menuju muara,” tuturnya.(repost. Abadijayanews)
Tag :
taujih anis matta