Ketua Umum Dewan Islamiyah Indonesia Mohammad Siddik mengecam Perdana Menteri Prancis Manuel Valls atas wacana pelarangan memakai jilbab bagi perempuan Muslim di Prancis.
"Prancis adalah negara demokrasi dan seharusnya menjunjung nilai-nilai kebebasan beragama dan hak-hak asasi manusia termasuk menggunakan jilbab bagi perempuan Muslim sebagaimana tersimpul dalam nilai-nilai luhur negara tersebut," kata Siddik, Minggu (17/4/2016).
Menurutnya, Islam merupakan agama terbesar di Prancis. Muslim di negara itu datang dari berbagai negeri bekas jajahannya antara lain Aljazair, Maroko, Tunisia, Mauritania, Senegal, New Guinea, Mauritius dan lain lain.
"Disebabkan penduduk Prancis khususnya dan Eropa pada umumnya terus mengalami penurunan maka negeri-negeri di Eropa Barat memerlukan masukan penduduk yang datang sebagai imigran untuk menjalankan roda ekonominya baik sebagai pekerja pabrik, pertanian dan mata pekerjaan lainnya," ujarnya.
Siddik menjelaskan, adalah sebuah kesalahan jika ada persepsi bahwa perempuan yang memakai jilbab akan mengganggu penerapan nilai-nilai demokrasi dan kesetaraan gender. Perempuan berjilbab adalah indikasi dirinya terhormat dan menjaga nilai-nilai agama yang universal.
"Bukankah pakaian perempuan di gereja, upacara-upacara keagamaan di Prancis dan umumnya perempuan Kristen juga terlihat memakai pakaian serupa jilbab. Pelarangan memakai jibab Muslimah di Prancis justru dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi negatif dan kemarahan publik baik dari kaum Muslim maupun dari warga Prancis sendiri," tambahnya. [inilah]
"Prancis adalah negara demokrasi dan seharusnya menjunjung nilai-nilai kebebasan beragama dan hak-hak asasi manusia termasuk menggunakan jilbab bagi perempuan Muslim sebagaimana tersimpul dalam nilai-nilai luhur negara tersebut," kata Siddik, Minggu (17/4/2016).
Menurutnya, Islam merupakan agama terbesar di Prancis. Muslim di negara itu datang dari berbagai negeri bekas jajahannya antara lain Aljazair, Maroko, Tunisia, Mauritania, Senegal, New Guinea, Mauritius dan lain lain.
"Disebabkan penduduk Prancis khususnya dan Eropa pada umumnya terus mengalami penurunan maka negeri-negeri di Eropa Barat memerlukan masukan penduduk yang datang sebagai imigran untuk menjalankan roda ekonominya baik sebagai pekerja pabrik, pertanian dan mata pekerjaan lainnya," ujarnya.
Siddik menjelaskan, adalah sebuah kesalahan jika ada persepsi bahwa perempuan yang memakai jilbab akan mengganggu penerapan nilai-nilai demokrasi dan kesetaraan gender. Perempuan berjilbab adalah indikasi dirinya terhormat dan menjaga nilai-nilai agama yang universal.
"Bukankah pakaian perempuan di gereja, upacara-upacara keagamaan di Prancis dan umumnya perempuan Kristen juga terlihat memakai pakaian serupa jilbab. Pelarangan memakai jibab Muslimah di Prancis justru dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi negatif dan kemarahan publik baik dari kaum Muslim maupun dari warga Prancis sendiri," tambahnya. [inilah]
Tag :
Syariah