Kita akan dibuat takjub saat membaca kisah Nabi dan sahabat-sahabatnya. Merekalah generasi terbaik yang terjamin surga. Mereka adalah sosok-sosok yang amat menghendaki akhirat dan menceraikan dunia, langsung talak tiga.
Bukan hanya kalangan ‘alimnya, mereka yang diamanahi jabatan pun melakukan hal serupa. Bahkan, ada yang menjabat Gubernur, tapi tercatat sebagai orang miskin. Saat diberi hadiah dari Khalifah kaum Muslimin senilai 2 Milyar, beliau langsung mengucap “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”, kemudian menyedekahkannya kepada kaum fakir dan miskin.
Datanglah utusan dari kota Homs, Suriah. Sang Khalifah ‘Umar bin Khaththab berkata kepada mereka, “Catatlah semua orang miskin yang ada di daerahmu.” Lanjut sang Khalifah menerangkan, “Agar aku bisa memenuhi kebutuhan mereka.”
Oleh sang utusan, semua nama ditulis. Tanpa terkecuali. Sang Khalifah yang shaleh ini pun membaca daftar, kemudian menemukan satu nama yang amat dikenalnya. Sa’id bin Amir.
Memastikan, ‘Umar bin Khaththab bertanya, “Siapakah Sa’id bin Amir ini?”
“Gubernur kami,” jawab sang utusan.
“Gubernurmu termasuk orang fakir?!” tanya ‘Umar memastikan disertai ekspresi keterkejutan dari dirinya.
“Benar,” lanjut sang utusan, “demi Allah, sudah berhari-hari di rumahnya tidak ada nyala api.” Nyala api yang dimaksud adalah nyala api untuk memasak dan penerangan.
Maka menangislah ‘Umar mendengar penuturan sang utusan. Kemudian, diambillah 1.000 dinar (senilai dengan 2 Milyar rupiah, kurs 1 dinar= 2 Juta rupiah) untuk diserahkan kepada Sa’id bin Amir melalui sang utusan.
Sesampainya di Homs, sang utusan langsung menuju ke rumah sang Gubernur Sa’id bin Amir. “Sampaikan salamku padanya,” ucap sang utusan menirukan salam ‘Umar bin Khaththab, “katakan bahwa ini dari Amirul Mukminin untuk mencukupi segala kebutuhannya.”
Seketika setelah melihat isi titipan, Sa’id bin Amir langsung berseru, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” hingga istrinya kaget. Keduanya pun terlibat dalam dialog. Lantaran ucapan istirja’ sang suami, sang istri pun menebak, apakah Amirul Mukminin wafat, ataukah kaum Muslimin dalam keadaan bahaya.
Gubernur Sa’id pun menukasi, “Bahkan lebih besar dari itu. Dunia telah masuk ke dalam diriku, fitnah telah masuk ke dalam rumahku.”
Maka keduanya pun langsung membagikan hadiah dari ‘Umar bin Khaththab kepada fakir miskin, seketika itu juga, tanpa disisakan sedikit pun.
Duh, ada lagi gak ya Gubernur yang seperti ini? (kisah)
Bukan hanya kalangan ‘alimnya, mereka yang diamanahi jabatan pun melakukan hal serupa. Bahkan, ada yang menjabat Gubernur, tapi tercatat sebagai orang miskin. Saat diberi hadiah dari Khalifah kaum Muslimin senilai 2 Milyar, beliau langsung mengucap “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”, kemudian menyedekahkannya kepada kaum fakir dan miskin.
Datanglah utusan dari kota Homs, Suriah. Sang Khalifah ‘Umar bin Khaththab berkata kepada mereka, “Catatlah semua orang miskin yang ada di daerahmu.” Lanjut sang Khalifah menerangkan, “Agar aku bisa memenuhi kebutuhan mereka.”
Oleh sang utusan, semua nama ditulis. Tanpa terkecuali. Sang Khalifah yang shaleh ini pun membaca daftar, kemudian menemukan satu nama yang amat dikenalnya. Sa’id bin Amir.
Memastikan, ‘Umar bin Khaththab bertanya, “Siapakah Sa’id bin Amir ini?”
“Gubernur kami,” jawab sang utusan.
“Gubernurmu termasuk orang fakir?!” tanya ‘Umar memastikan disertai ekspresi keterkejutan dari dirinya.
“Benar,” lanjut sang utusan, “demi Allah, sudah berhari-hari di rumahnya tidak ada nyala api.” Nyala api yang dimaksud adalah nyala api untuk memasak dan penerangan.
Maka menangislah ‘Umar mendengar penuturan sang utusan. Kemudian, diambillah 1.000 dinar (senilai dengan 2 Milyar rupiah, kurs 1 dinar= 2 Juta rupiah) untuk diserahkan kepada Sa’id bin Amir melalui sang utusan.
Sesampainya di Homs, sang utusan langsung menuju ke rumah sang Gubernur Sa’id bin Amir. “Sampaikan salamku padanya,” ucap sang utusan menirukan salam ‘Umar bin Khaththab, “katakan bahwa ini dari Amirul Mukminin untuk mencukupi segala kebutuhannya.”
Seketika setelah melihat isi titipan, Sa’id bin Amir langsung berseru, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” hingga istrinya kaget. Keduanya pun terlibat dalam dialog. Lantaran ucapan istirja’ sang suami, sang istri pun menebak, apakah Amirul Mukminin wafat, ataukah kaum Muslimin dalam keadaan bahaya.
Gubernur Sa’id pun menukasi, “Bahkan lebih besar dari itu. Dunia telah masuk ke dalam diriku, fitnah telah masuk ke dalam rumahku.”
Maka keduanya pun langsung membagikan hadiah dari ‘Umar bin Khaththab kepada fakir miskin, seketika itu juga, tanpa disisakan sedikit pun.
Duh, ada lagi gak ya Gubernur yang seperti ini? (kisah)
Tag :
Nasihat