"Apalagi budaya politik kita masih mengutamakan hal tersebut. Namun, bisa saja itu merupakan
strategi untuk 'memuluskan' calon ketum tertentu," ucap Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara, di Jakarta, Minggu (16/11/2014).
Igor kemudian menyontohkan bahwa dalam AD/ART Golkar, juga tidak ada larangan bagi Aburizal Bakrie untuk mencalonkan kembali sebagai Ketum Golkar. Karena, di dalam Ad/ART partai Golkar hal itu sudah tersurat bahwa tidak ada larangan soal pemilihan secara aklamasi atau batas minimal maupun maksimal usia.
"Pada 2004 mantan Ketum golkar Akbar Tanjung juga pernah maju menjadi ketum dua kali, walaupun akhirnya dikalahkan oleh Jusuf Kalla. Masalah gagal atau tidak kinerja ARB selama 5 tahun ini dalam memimpin Golkar, sesuai aturan parpol adalah sepenuhnya hak para kader golkar nanti untuk menilainya di Munas yang rencananya akan digelar pada Januari 2015," ujarnya.
Terlebih, kata dia, di dalam Anggaran Dasar Partai Golkar Pasal 30 ayat 2 butir a disebutkan, musyawarah nasional (munas) adalah pemegang kekuasaan tertinggi partai yang dilaksanakan lima tahun sekali. "Memang ada sebagian kader golkar yang menilai ARB gagal terkait hasil Pileg kemarin, tapi sebagian lagi justru mengatakan tidak gagal," tuturnya.
Menurut dia, straregi 'aklamasi' untuk memilih kembali ARB sebagai ketum Golkar, misalnya adalah karena lebih dinilai keberhasilannya. Jangan lupa bahwa desakan agar ARB kembali mencalonkan diri tidak lepas dari keberhasilannya sebagai Ketua Presidium Koalisi Merah Putih (KMP).
"Yang jelas, untuk bisa menang di munas, calon ketum harus dapat dukungan terbanyak para pemilik suara dari DPP, organisasi sayap PG, DPD I dan DPD II. Jadi jika ARB mau maju lagi itu adalah sepenuhnya menjadi hak politiknya yang legitimate," ujarnya.
Bahkan, jika kembali dipilih secara aklamasi. Dan, menurut dia, peluangnya cukup besar, karena adanya dukungan yang cukup besar dan solid dari DPD, juga faktor finansial yang kuat untuk memuluskan strategi 'aklamasi' tersebut.
Hal senada dikatakan Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Bambang Soesatyo. Menurut dia, peluang ARB untuk terpilih secara aklamasi sangat besar.
"Ya sangat besar (peluang ARB terpilih aklamasi)," ucapnya kepada "PRLM", di Jakarta.
Terkait pernyataan sejumlah pengamat dan elite Partai Golkar yang mengatakan bahwa jika ARB maju kembali berarti kemunduran Golkar, Bambang membantahnya. Menurut dia, sebaiknya semua pihak tidak mengarang dan memunculkan kecurigaan yang berlebihan.
"Prinsip pertempuran dalam demokrasi adalah dukungan. Jadi yang tidak mendapatkan dukungan daerah ngga usah menuding-nuding ngga jelas," ucap Bambang.
Terlebih, kata dia, Munas pun belum berlangsung. "Munas belum berlangsung. Darimana bisa dikatakan aklamasi" tanyanya.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, banyaknya surat dukungan untuk Aburizal Bakrie tidak bisa dijadikan sebagai dasar terpilihnya kembali sebagai Ketua Umum. Dukungan itu, kata dia, tidak dalam bentuk surat DPD II atau I. Dukungan 30 persen dari pemilik itu harus dibuktikan dalam forum Munas dengan proses voting.
"Selain itu, saya mendapat informasi para 7 Caketum juga telah mendapatkan surat dukungan yang sama," ucapnya.
Maka untuk membuktikan dukungan-dukungan tersebut, kata Ace, hanya forum Munas lah yang memiliki kewenangan untuk membuktikan dukungan itu melalui voting secara fair, demokratis dan terbuka sesuai yang dipersyaratkan AD/ART.
"Sebagai Ketua Umum petahana, saya juga punya keyakinan bahwa beliau juga seorang demokrat sejati yang menjaga tradisi politik yang demokratis, fair dan terbuka dalam proses pemilihan Ketua Umum pada Munas yang akan datang," kata Ace(PR)
Tag :
politik