Abadijaya News : Anggota parlemen Palestina, Mushir Al-Mishri
mengatakan, pengakuan pemerintah zionis terhadap UU Negara Yahudi dan
akan memaparkannya di hadapan parlemen, Rabu (26/11) besok, merupakan
pukulan telak bagi para tokoh perundingan, dan menjadi prahara kedua
bagi rakyat Palestina.
Al-Mishri menyebutkan keputusan tersebut sangat berbahaya, dan bukti arogansi zionis dan kebijakan apartheidnya.
Menurut
Al-Mishri, keputusan tersebut sangat berbahaya bagi eksistensi sekitar
1,5 juta rakyat Palestina di wilayah jajahan tahun 1948. Al-Mishri
menuding penjajah zionis bertanggungjawab penuh atas dampak buruk
keputusan ini. Dalam konteks ini sangat penting artinya sikap bersatu
Palestina untuk mencegah diberlakukannya keputusan ini, tegas Al-Mishri.
Keputusan zionis ini berlangsung saat
umat sibuk dengan urusan internalnya masing-masing, sementara di saat
yang sama pimpinan politik Palestina sibuk mengemis mencari pengakuan
dari penjajah.
Al-Mishri meyakini bahwa
penjajah zionis memanfaatkan situasi saat ini untuk mengubah realitas
sejarah, dan mengambil kendali di lapangan, baik melalui pengakuan UU
negara yahudi, maupun membagi Masjidil Aqsha secara waktu dan tempat,
untuk kemudian menghancurkannya dan membangun sinagog yahudi di atas
puing-puingnya.
Anggota parlemen
Palestina ini menegaskan peristiwa ini merupakan babak baru bagi rakyat
Palestina, dan bisa menjadi prahara kedua yang menimpa bangsa Palestina.
Al-Mishri menyerukan kepada segenap elemen Palestina untuk bertanggungjawab, dan menuntut otoritas Palestina agar membuat sikap tegas terkait UU zionis ini, dan segera meninggalkan pilihan berunding dengan penjajah zionis.(ip)
Tag :
palestina