Pendukung Jokowi Saat Pilpres, Faisal Basri Dapat Jatah Pimpin KRTKM

Abadijaya News : Faisal Basri yang baru ditunjuk memimpin Komite Reformasi Tata Kelola Migas (KRTKM) mengaku sudah memetakan masalah terkait pengelolaan migas nasional.

Kata dia, defisit penjualan minyak naik tajam. Pada 2003 defisitnya hanya 3,8 miliar dolar AS, tapi di tahun 2012 naik menjadi 27,7 miliar dolar AS.

"Akselerasinya luar biasa cepat, sehingga efeknya juga ke mana-mana. Mudah-mudahan diagnosis kita bisa mendorong maksimalisasi migas ini," ujar Faisal usai pengumuman dirinya sebagai ketua KRTKM oleh Menteri ESDM di Jakarta tadi sore.

Tim yang akan bekerja bersama Faisal akan dibentuk besok. Faisal akan mendorong industrialisasi migas di tahan air. Salah satunya dengan pembangunan kilang-kilan(g minyak.

"Kalau kita nggak bangun kilang, kita kehilangan kesempatan untuk produksi kondensat yang merupakan bahan baku petrokimia. Impor barang plastik terbesar nomor 4, kimia organik terbesar ke-5. Bayangkan, kita nggak punya industri ini jadi kita impor banyak," paparnya.

Tim ini juga akan bergerak untuk menjaga fiskal. Saat ini, APBN tengah mengalami defisit karena penerimaan migas lebih kecil dibanding pengeluarannya.

"Penerimaan negara dari PPh (Pajak Penghasilan) minyak dan bagi hasil minyak dibandingkan subsidi sekarang kan sedang defisit. Pendapatan lebih kecil dari pengeluaran migas," jelasnya.

Usai penyusunan besok, Faisal akan langsung kerja. "Saya dan kawan-kawan berjanji akan bekerja keras. Semoga enam bulan kemudian kami sudah dapat memberikan rekomendasi ke pemerintah," imbuhnya.

Sayangnya, saat ditanya mengenai pihak-pihak yang ditenggarai sebagai mafia migas, Faisal enggan membeberkan. Dia beralasan hal tersebut bukan kewenanganya.

"Kalau nggak diamanahkan, saya nggak mau ngomong," jawabnya.(rmol)


pageads
Tag : politik

Related Post: