Aksi dimulai sejak pukul 16.00 WIB. Para demonstran membakar ban
serta memblokir jalan Diponegoro. Aksi ini membuat kendaraan yang
melintas di jalan Diponogoro, Menteng, Jakarta Pusat itu macet.
Aksi seharusnya berhenti pukul 18.00 WIB, namun mahasiswa dari
Universitas Bung Karno tetap melakukan aksi hingga aparat kepolisian
terpaksa mengambil tindakan tegas.
"Kronologisnya dari jam 16.00 WIB sudah persuasif. Mereka mau apa
kita ikutin. Aturannya, pukul 18.00 mereka harus bubar. Tapi minta waktu
satu jam. Kita turutin kok, setelah jam 19.00 mereka memblokir jalan,"
kata Wakapolres Jakarta Pusat, AKBP Umar S Fana, Rabu (3/12/2014).
Sebagai langkah pengamanan, aparat kepolisian terpaksa membubarkan
massa setelah diberikan peringatan sebanyak tiga kali, para mahasiswa
ini semakin membuat kemacetan dan tidak mau dibubarkan.
"Kita memberikan peringatan sampai 3 kali sesuai undang-undang,
sampai ke empat kali, mereka memblokir jalan. Kemudian ada seorang ibu
yang baru melahirkan dilarang masuk. Si ibu berjalan kaki. Sehingga
menurut saya ini (aksi unjuk rasa,-red) perlu ditegaskan," ujarnya
Aparat kepolisian menilai adanya kesengajaan dari pembubaran paksa
yang berakhir ricuh. Sebab, polisi menemukan sejumlah barang bukti
seperti botol beling, batako, kembang api mercon yang sudah disiapkan
para demonstran.
Pembubaran paksa menimbulkan jatuhnya korban dari aparat
kepolisian. "Dari kami ada dua yang terkena luka di kepala wakasat serse
dan satu anggota serse dari aksi bentrok ini. Dari Mahasiswa tidak ada
korban," tuturnya.
Dari aksi tersebut, polisi mengamankan delapan orang mahasiswa.
Saat ini kedelapan orang tersebut sudah dibawa ke polres Jakarta Pusat.
Dari pemantauan lalulintas jalan Diponogoro kembali normal.
Sementara, 300 personil kepolisian dari Polres Jakarta Pusat ditambah
dari Brimob dan Sabhara Polda Metro Jaya telah meninggalkan lokasi
kejadian.(tbn)
Tag :
Peristiwa