Berdasarkan
pantauan, setidaknya ada tiga desa yang dilanda tanah bergerak, yakni
Desa Begawat, Sukasari dan Desa Dukuhbenda, semuanya di Kecamatan
Bumijawa Kabupaten Tegal. Warga pun cemas hujạn yang terus mengguyur
membuat menyebabkan tanah bergerak. Bahkan di sejumlah titik terjadi
longsor, sehingga mengancam menimbun perumahan warga.
Fikri yang meninjau
sejumlah titik tanah bergerak, mendesak pemerintah baik daerah maupun
pusat untuk secepatnya mengantisipasi dan menanggulangi titik titik yang
rawan longsor akibat tanah bergerak tersebut.
"Kita tentu tidak
ingin peristiwa tanah longsor yang menelan banyak nyawa seperti yang
terjadi di Banjarnegara terjadi juga di Kabupaten Tegal maupun
tempat-tempat lainnya," ujar Fikri yang anggota Komisi 8 itu saat
ditemui di desa Sokasari (03/01/2015).
Hingga saat ini,
penanganan darurat telah diupayakan oleh warga setempat. Warga bersama
TNI sudah berupaya menahan longsoran tanah dengan karung-karung bantuan
dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Tegal yang kemudian
oleh warga diisi pasir, itupun belum maksimal lantaran keterbatasan
tenaga dan dana.
Fikri menjelaskan,
sistem perencanaan pembangunan nasional sendiri ada alokasi anggaran
yang đisediakan untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana, yang
jumlahnya cukup memadai. "Jangan sampai dana yang untuk
penanggulangan bencana yang digelontorkan untuk untuk daerah berkurang,"
tukas pria yang juga Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng
ini.
Sementara, salah seorang pamong Desa
Sokasari, Ulumudin, 50, mengaku warga di desanya cemas, karena tanah di
sekeliling rumah warga di RW 2 kerap mengalami pergerakan. "Pokoknya
setiap ada hujaan besar tanahnya bergerak dan berubah, padahal di daerah
rawan longsor ini ada 120 keluarga."tandasnya.(pks.jateng)
Tag :
PKS