Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menghadiri pembukaan Rakerda PDIP Jabar di Balai Sartika Jalan Suryalaya Bandung, Selasa (23/2/2016). Menurut Heryawan, PDIP saat ini menjadi salah satu partai besar di Jawa Barat. PDIP menguasai Pemilu Legislatif di Jabar. Predikat partai besar tersebut tak luput dari konsekuensi pada tanggung jawab yang besar juga.
"Saya sebagai gubernur juga bertanggung jawab untuk Jabar. Tapi supporting system selain saya yaitu PDIP. Semakin besar, tentu seiring sejalan semakin besar. Kewajiban juga semakin besar, itulah konsekuensi,"tutur dia di depan ribuan peserta Rakerda.
Di sisi lain, Heryawan menuturkan beberapa keberhasilan di Jabar di antaranya infrastruktur jalan di Jabar, yakni menjadi jalan terbaik skala nasional. Tapi tentu saja perjuangan belum berakhir, harus tetap fokus menunjukkan keberhasilan untuk kesejahteraan negara.
"Saat ini urusan dasar komitmen negara sudah selesai. Pancasila, UUD 45, NKRI, kebhinekaan itu sudah final. Ini sebuah kenisyacaan yang sudah selesai, jadi tidak usah dibahas lagi. Yang harus didiskusikan itu bagaimana mensejahterakan bangsa. Itu PR dan amal buat kita agar masyarakat jadi sejahtera,"ujar dia.
Menurut dia, 55 persen penduduk Indonesia berasal dari kalangan petani dan nelayan. Komposisi tersebut belum sejahtera. Dengan demikian perlu tindakan bijak, pro marhaen, pro Wong cilik, yang harus bela petani dan nelayan. "Kalau mereka naik kesejahteraan dan pendapatannya, ternyata ekonomi makro akan naik pula. Mereka akan belanja, mereka belanja non pertanian. Akibatnya pabrik-pabrik lain naik juga kesejateraannya,"ujar dia.(PR)
"Saya sebagai gubernur juga bertanggung jawab untuk Jabar. Tapi supporting system selain saya yaitu PDIP. Semakin besar, tentu seiring sejalan semakin besar. Kewajiban juga semakin besar, itulah konsekuensi,"tutur dia di depan ribuan peserta Rakerda.
Di sisi lain, Heryawan menuturkan beberapa keberhasilan di Jabar di antaranya infrastruktur jalan di Jabar, yakni menjadi jalan terbaik skala nasional. Tapi tentu saja perjuangan belum berakhir, harus tetap fokus menunjukkan keberhasilan untuk kesejahteraan negara.
"Saat ini urusan dasar komitmen negara sudah selesai. Pancasila, UUD 45, NKRI, kebhinekaan itu sudah final. Ini sebuah kenisyacaan yang sudah selesai, jadi tidak usah dibahas lagi. Yang harus didiskusikan itu bagaimana mensejahterakan bangsa. Itu PR dan amal buat kita agar masyarakat jadi sejahtera,"ujar dia.
Menurut dia, 55 persen penduduk Indonesia berasal dari kalangan petani dan nelayan. Komposisi tersebut belum sejahtera. Dengan demikian perlu tindakan bijak, pro marhaen, pro Wong cilik, yang harus bela petani dan nelayan. "Kalau mereka naik kesejahteraan dan pendapatannya, ternyata ekonomi makro akan naik pula. Mereka akan belanja, mereka belanja non pertanian. Akibatnya pabrik-pabrik lain naik juga kesejateraannya,"ujar dia.(PR)
Tag :
Warta Daerah