Manusia diturunkan ke bumi sebagai khalifah, yang bertugas memakmurkan bumi, bukan menghancurkan. Untuk memakmurkan bumi tersebut, manusia bisa harus beribadah. Ibadah, bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk kemaslahatan umat dan berorientasi ke masa depan.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat menyampaikan Kuliah Umum dalam acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( PP KAMMI) di Asrama Haji Jawa Barat, Kota Bekasi (Kamis, 18/2).
"Untuk memakmurkan bumi, manusia harus mewariskan sesuatu yang baik. Untuk mewariskan sesuatu yang baik, manusia harus bekerja keras, tidak bisa hanya dengan kerja yang biasa-biasa saja. Yang kerja keras saja belum tentu berhasil apalagi yang kerja biasa-biasa saja," ungkapnya mengingatkan.
Dalam kesempatan itu, Hidayat mengharap agar generasi muda mengedepankan akhlak dalam kehidupan. Dengan akhlak, semua masalah menjadi jelas.
"Dengan menggunakan akhlak, kita tidak akan memberi ruang kepada LGBT. Sebab Allah menciptakan makhluk dengan fitrah yang jelas," tegas mantan Presiden PKS ini.
Hal itu, dia mengatakan, bukan terkait dengan diskriminasi. Sebab diskriminasi ada batasnya. "Kita tak mungkin memberi ruang kepada pencopet dengan alasan hak asasi manusia. Bila pencopet, misalnya, dilegalkan maka tunggulah kehancuran Indonesia," tandasnya. (rmol)
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat menyampaikan Kuliah Umum dalam acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( PP KAMMI) di Asrama Haji Jawa Barat, Kota Bekasi (Kamis, 18/2).
ilustrasi/net |
Dalam kesempatan itu, Hidayat mengharap agar generasi muda mengedepankan akhlak dalam kehidupan. Dengan akhlak, semua masalah menjadi jelas.
"Dengan menggunakan akhlak, kita tidak akan memberi ruang kepada LGBT. Sebab Allah menciptakan makhluk dengan fitrah yang jelas," tegas mantan Presiden PKS ini.
Hal itu, dia mengatakan, bukan terkait dengan diskriminasi. Sebab diskriminasi ada batasnya. "Kita tak mungkin memberi ruang kepada pencopet dengan alasan hak asasi manusia. Bila pencopet, misalnya, dilegalkan maka tunggulah kehancuran Indonesia," tandasnya. (rmol)
Tag :
Parlemen