Ikut Jihad, Apakah Artinya Harta Ghanimah ?

Sungguh, dalam kisah generasi terdahulu umat ini terkandung hikmah yang amat besar bagi kaum mukminin. Bahkan dalam satu kisah yang diulang-ulang sekali pun, akan ditemui hikmah dan kandungan yang amat banyak jika seseorang melihatnya dari kaca mata ketulusan.

Itulah di antara hikmah kisah Nabi dan sahabatnya, mereka adalah orang yang ikhlas, sehingga namanya abadi, dan kisahnya senantiasa diperbincangkan. Mereka ikhlas, maka Allah Ta’ala pun kurniakan pahala yang terbaik. Mereka menolong agama Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala pun menolongnya.


Tersebutlah seorang Arab Badui yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam setelah mengikuti sebuah peperangan. Saat Nabi memberikan jatah harta rampasan perang, ia menolak. Katanya, “Bukan untuk ini aku mengikutimu.” Lanjutnya meyakinkan, “Aku mengikutimu agar terpotong di sini (sambil menunjuk anggota badannya), lalu aku masuk surga.”

Ia ikhlas, niatnya jujur, yang diharapkan adalah surga yang ditebus dengan anggota tubuhnya. Sambil menunjuk salah satu anggota tubuhnya itu, ia sampaikan kejujuran nan tulus yang berasal dari nurani terdalamnya; ia inginkan syahid di jalan-Nya, ia dambakan Ridha dan surga-Nya.

Lantas, apa yang membuktikan kebenaran niatnya?

Maka ikutlah ia pada peperangan berikutnya. Usai perang, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mencarinya. Rupanya, ia syahid. Nyawanya telah berpulang ke haribaan Rabbnya. Ketika Nabi menemukannya, didapatilah anak panah yang menancap tepat di anggota tubuh yang ditunjukkannya tempo hari, ketika ia menolak pembagian ghanimah.

Melihat itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Ia telah berbuat shiddiq (jujur) kepada Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala pun shiddiq kepadanya.”

Demikianlah ketulusan; tak ada balasan baginya melainkan kebaikan. Allah Ta’ala adalah Zat yang Maha Menepati janji. Semua janji-Nya pasti, tak ada satu pun yang diingkari. Maka, siapa lakukan kebaikan, Allah Ta’ala akan membalasnya tunai, bahkan lebih baik lagi.

Sebaliknya, niat yang buruk, meski dibungkus dengan sampul sebagus dan serapi apa pun, kelak Allah Ta’ala akan membuka kedoknya dan berikan balasan terburuk bagi pelakunya.

Semoga Allah kurniakan kita semangat untuk memperbaiki niat dalam tiap amal, yang dengannya Allah Ta’ala berikan pahala nan berlimpah, sesuai atau lebih baik dari yang kita harapkan. Aamiin. [kisahhikmah]


pageads