Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil kembali menegaskan tidak akan meninggalkan kotanya untuk maju dalam bursa pencalonan calon gubernur (cagub) DKI Jakarta, pada 2017 mendatang. Meskipun, hasil survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) menunjukan kapabilitasnya ada diposisi ketiga setelah calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Saya kan sudah menyatakan tidak ke Jakarta karena faktor di Bandung satu periode saja tidak selesai. Kalau Bu Risma kan lain, satu periode sudah selesai, artinya tidak punya banyak hutang. Kalau saya satu periode belum selesai, jadi pertimbangannya saya ingin memperlihatkan bahwa politik tidak semata-mata selalu merebut kekuasaan,dimana ada peluang," kata pria yang akrab disapa Kang Emil ini saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (2/8).
Menurutnya, berpolitik tidak hanya persoalan kekuasaan melainkan juga menyelesaikan apa yang telah dijanjikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, dia berulangkali menolak maju sebagai cagub DKI meskipun banyak yang mendukungnya.
Meskipun, dia mengatakan masih terbuka peluang baginya memimpin Jakarta setelah menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya di Bandung.
"Bukan berarti tidak bisa ke Jakarta karena itu kan bisa diatur secara teori, tapi masalahnya di Bandung nya itu yang belum beres 100 persen," ungkapnya.
Persiapkan Survei
Tak berminat pimpin Ibukota, Kang Emil ternyata lebih tertarik memimpin Jawa Barat (Jabar). Terbukti, dia mengaku tengah mempersiapkan survei untuk melihat elektabilitasnya guna maju sebagai Jabar satu.
"Kalau Jawa Barat saya lagi survei. Kalau hasil surveinya memungkinkan kenapa tidak tapi kalau hasilnya juga kurang maksimal tidak usah dipaksakan," katanya.
Hanya saja, diungkapkannya, keputusan maju atau tidaknya sebagai cagub Jabar baru diputuskan akhir tahun 2016 ini. Mengingat, masih ada hasil survei yang akan menjadi bahan pertimbangan.
Seperti diberitakan, Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) merilis survei Opinion Leader terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam survei dari tanggal 9 Juni 2016 hingga 28 Juli 2016, kapabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih unggul dibanding para pesaingnya. Ahok mendapat skor 7,87.
Disusul Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 7,77 dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil 7,74. Kapabilitas dalam survei Lab Psikologi Politik UI terdiri dari beberapa nilai, yakni visioner, intelektualitas, governability, kemampuan politik, komunikasi politik dan leadership(brt1)
"Saya kan sudah menyatakan tidak ke Jakarta karena faktor di Bandung satu periode saja tidak selesai. Kalau Bu Risma kan lain, satu periode sudah selesai, artinya tidak punya banyak hutang. Kalau saya satu periode belum selesai, jadi pertimbangannya saya ingin memperlihatkan bahwa politik tidak semata-mata selalu merebut kekuasaan,dimana ada peluang," kata pria yang akrab disapa Kang Emil ini saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (2/8).
Menurutnya, berpolitik tidak hanya persoalan kekuasaan melainkan juga menyelesaikan apa yang telah dijanjikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, dia berulangkali menolak maju sebagai cagub DKI meskipun banyak yang mendukungnya.
Meskipun, dia mengatakan masih terbuka peluang baginya memimpin Jakarta setelah menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya di Bandung.
"Bukan berarti tidak bisa ke Jakarta karena itu kan bisa diatur secara teori, tapi masalahnya di Bandung nya itu yang belum beres 100 persen," ungkapnya.
Persiapkan Survei
Tak berminat pimpin Ibukota, Kang Emil ternyata lebih tertarik memimpin Jawa Barat (Jabar). Terbukti, dia mengaku tengah mempersiapkan survei untuk melihat elektabilitasnya guna maju sebagai Jabar satu.
"Kalau Jawa Barat saya lagi survei. Kalau hasil surveinya memungkinkan kenapa tidak tapi kalau hasilnya juga kurang maksimal tidak usah dipaksakan," katanya.
Hanya saja, diungkapkannya, keputusan maju atau tidaknya sebagai cagub Jabar baru diputuskan akhir tahun 2016 ini. Mengingat, masih ada hasil survei yang akan menjadi bahan pertimbangan.
Seperti diberitakan, Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) merilis survei Opinion Leader terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam survei dari tanggal 9 Juni 2016 hingga 28 Juli 2016, kapabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih unggul dibanding para pesaingnya. Ahok mendapat skor 7,87.
Disusul Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 7,77 dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil 7,74. Kapabilitas dalam survei Lab Psikologi Politik UI terdiri dari beberapa nilai, yakni visioner, intelektualitas, governability, kemampuan politik, komunikasi politik dan leadership(brt1)
Tag :
Warta Daerah