Dari sesama petinggi Partai Republik sampai Presiden Barack Obama, mereka mengecam Donald Trump yang sepanjang pekan ini terlibat perang mulut dengan satu keluarga Muslim imigran.
Trump, calon presiden Partai Republik, menyerang Khizr Khan dan istrinya, imigran dari Uni Emirat Arab dan orangtua dari seorang tentara Amerika yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di Irak pada 2004.
Senator Arizona John McCain menjadi salah satu orang yang paling keras mengecam tindakan Trump itu.
“Dalam beberapa hari terakhir, Donald Trump menghina orangtua seorang prajurit yang gugur. Saya tidak bisa mempertegas lagi betapa saya sangat tidak setuju dengan pernyataan Mr. Trump. Saya berharap rakyat Amerika tahu bahwa pernyataan itu tidak mewakili pandangan Partai Republik, para pejabatnya, dan para kandidatnya," kata McCain, pendahulu Trump yang kalah dalam pemilihan presiden 2008 melawan Obama.
McCain sendiri adalah seorang veteran dan pernah menjadi tawanan di Vietnam.
"Saya ingin menyampaikan ke Bapak dan Ibu Khan: terima kasih telah berimigrasi ke Amerika. Negara kami lebih baik berkat kalian. Dan jelas Anda benar, bahwa putra Anda adalah salah satu putra terbaik Amerika, dan kenangan atas pengorbanannya akan membuat kami menjadi bangsa yang lebih baik, dan dia tidak akan pernah dilupakan."
Trump memang pernah membuat panas McCain dengan mengatakan dia tidak layak disebut sebagai pahlawan karena sempat menjadi tawanan perang.
Putri McCain, Meghan, juga ikut panas dengan konflik Trump dan keluarga Khan, bahkan menyebut calon presiden partainya sendiri itu sebagai seorang barbar.
"Saya ingin tahu orang barbar mana yang tega menyerang orangtua seorang prajurit yang gugur, tapi oh ya, ini orang yang sama yang menyerang tawanan perang (PoW: prisoner of war)," tulisnya di akun Twitter.
Komentar Obama
Sementara itu Presiden Obama juga merespons hinaan Trump kepada prajurit Amerika putra Khan itu, meskipun tidak menyebutkan nama.
“Sebagai Panglima Tertinggi, saya muak pada orang-orang yang bicara sampah tentang militer dan pasukan Amerika,” kata Obama saat berpidato di depan para veteran di Atlanta, Georgia, Senin (1/8) waktu setempat.
“Komitmen kami terhadap para veteran merupakan sebuah ikatan yang sakral, dan saya tidak mengada-ada ketika mengatakan itu. Ini hal yang sakral karena tidak ada permintaan yang lebih khidmat daripada ketika Anda meminta kesediaan seseorang untuk mempertaruhkan hidupnya, untuk siap mengorbankan nyawa mereka demi kita."
Ketua DPR AS, Paul Ryan, yang juga petinggi Partai Republik, berusaha menjaga jarak antara partainya dengan pernyataan Trump tentang keluarga Khan, dalam pernyataan berikut:
"Kebesaran Amerika dibangun di atas prinsip-prinsip kemerdekaan, dan dilestarikan oleh pria dan wanita berseragam yang mempertahankannya. Seperti yang pernah saya katakan di berbagai kesempatan, seleksi berdasarkan agama untuk masuk negara kami tidak mencerminkan nilai-nilai fundamental tersebut. Saya menolaknya. Banyak kaum Muslim Amerika yang telah mengabdi dengan gagah berani di militer kami dan membuat pengorbanan terbesar. Kapten Khan adalah salah satu contoh keberanian ini. Pengorbanan dia, dan juga pengorbanan Bapak Khizr dan Ibu Gazhala Khan, harus selalu dihormati. Titik."
Trump vs Khan
Pekan lalu Khan memang tampil dalam Konvensi Partai Demokrat mendukung pencalonan Hillary Clinton dan berpidato mengecam Trump, terutama proposalnya untuk melarang umat Muslim masuk Amerika Serikat.
Kalau Trump berkuasa, kata Khan, maka putranya itu tak akan pernah bisa masuk militer AS.
"Pernahkan Anda berkunjung ke Pemakaman Arlington? Ke sana dan lihatlah makam-makam para patriot pemberani yang meninggal karena membela Amerika. Anda akan melihat semua agama, gender, dan etnis," kata Khan, ditujukan kepada Trump.
"Anda tidak pernah mengorbankan apa pun, dan seorang pun."
Simak pidato lengkap Khan di sini.
Trump menjawab dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC, mengklaim bahwa dia telah berkorban banyak untuk Amerika, dengan menciptakan puluhan ribu tenaga kerja. Lalu terkait pidato Khan tersebut, dia malah menyebut istri Khan yang berdiri di samping suaminya saat menyampaikan pidato.
"Jika Anda perhatikan istrinya, dia cuma berdiri di sana. Dia tidak mengatakan apa pun. Kemungkinan besar dia tidak diizinkan mengatakan apa pun," ujar Trump.
Istri Khan, Ghazala, menjawab pernyataan Trump itu lewat kolom opini The Washington Post.
“Donald Trump bertanya kenapa saya tidak bicara di Konvensi Partai Demokrat. Dia bilang ingin mendengar dari saya. Dan ini jawaban saya untuk Donald Trump: Karena tanpa mengatakan apa pun, seluruh dunia, seluruh Amerika bisa merasakan kepedihan saya."
Mantan manajer kampanye Trump, Corey Lewandowski, membela habis-habisan triliuner properti tersebut.
Menurutnya, kalau Trump yang jadi presiden, Kapten Khan justru akan masih hidup karena dia tidak akan pernah ditugaskan ke Irak (karena orangtuanya bakal dilarang masuk Amerika sebagai Muslim).
“Yang kedua, keluarga Khan yang memutuskan hal ini sendiri dengan mendatangi Konvensi Partai Demokrat dan menyampaikan kisah itu," kata Lewandowski, yang sekarang menjadi analis politik di CNN.(BRT1)
Trump, calon presiden Partai Republik, menyerang Khizr Khan dan istrinya, imigran dari Uni Emirat Arab dan orangtua dari seorang tentara Amerika yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di Irak pada 2004.
Senator Arizona John McCain menjadi salah satu orang yang paling keras mengecam tindakan Trump itu.
“Dalam beberapa hari terakhir, Donald Trump menghina orangtua seorang prajurit yang gugur. Saya tidak bisa mempertegas lagi betapa saya sangat tidak setuju dengan pernyataan Mr. Trump. Saya berharap rakyat Amerika tahu bahwa pernyataan itu tidak mewakili pandangan Partai Republik, para pejabatnya, dan para kandidatnya," kata McCain, pendahulu Trump yang kalah dalam pemilihan presiden 2008 melawan Obama.
McCain sendiri adalah seorang veteran dan pernah menjadi tawanan di Vietnam.
"Saya ingin menyampaikan ke Bapak dan Ibu Khan: terima kasih telah berimigrasi ke Amerika. Negara kami lebih baik berkat kalian. Dan jelas Anda benar, bahwa putra Anda adalah salah satu putra terbaik Amerika, dan kenangan atas pengorbanannya akan membuat kami menjadi bangsa yang lebih baik, dan dia tidak akan pernah dilupakan."
Trump memang pernah membuat panas McCain dengan mengatakan dia tidak layak disebut sebagai pahlawan karena sempat menjadi tawanan perang.
Putri McCain, Meghan, juga ikut panas dengan konflik Trump dan keluarga Khan, bahkan menyebut calon presiden partainya sendiri itu sebagai seorang barbar.
"Saya ingin tahu orang barbar mana yang tega menyerang orangtua seorang prajurit yang gugur, tapi oh ya, ini orang yang sama yang menyerang tawanan perang (PoW: prisoner of war)," tulisnya di akun Twitter.
Komentar Obama
Sementara itu Presiden Obama juga merespons hinaan Trump kepada prajurit Amerika putra Khan itu, meskipun tidak menyebutkan nama.
“Sebagai Panglima Tertinggi, saya muak pada orang-orang yang bicara sampah tentang militer dan pasukan Amerika,” kata Obama saat berpidato di depan para veteran di Atlanta, Georgia, Senin (1/8) waktu setempat.
“Komitmen kami terhadap para veteran merupakan sebuah ikatan yang sakral, dan saya tidak mengada-ada ketika mengatakan itu. Ini hal yang sakral karena tidak ada permintaan yang lebih khidmat daripada ketika Anda meminta kesediaan seseorang untuk mempertaruhkan hidupnya, untuk siap mengorbankan nyawa mereka demi kita."
Ketua DPR AS, Paul Ryan, yang juga petinggi Partai Republik, berusaha menjaga jarak antara partainya dengan pernyataan Trump tentang keluarga Khan, dalam pernyataan berikut:
"Kebesaran Amerika dibangun di atas prinsip-prinsip kemerdekaan, dan dilestarikan oleh pria dan wanita berseragam yang mempertahankannya. Seperti yang pernah saya katakan di berbagai kesempatan, seleksi berdasarkan agama untuk masuk negara kami tidak mencerminkan nilai-nilai fundamental tersebut. Saya menolaknya. Banyak kaum Muslim Amerika yang telah mengabdi dengan gagah berani di militer kami dan membuat pengorbanan terbesar. Kapten Khan adalah salah satu contoh keberanian ini. Pengorbanan dia, dan juga pengorbanan Bapak Khizr dan Ibu Gazhala Khan, harus selalu dihormati. Titik."
Trump vs Khan
Pekan lalu Khan memang tampil dalam Konvensi Partai Demokrat mendukung pencalonan Hillary Clinton dan berpidato mengecam Trump, terutama proposalnya untuk melarang umat Muslim masuk Amerika Serikat.
Kalau Trump berkuasa, kata Khan, maka putranya itu tak akan pernah bisa masuk militer AS.
"Pernahkan Anda berkunjung ke Pemakaman Arlington? Ke sana dan lihatlah makam-makam para patriot pemberani yang meninggal karena membela Amerika. Anda akan melihat semua agama, gender, dan etnis," kata Khan, ditujukan kepada Trump.
"Anda tidak pernah mengorbankan apa pun, dan seorang pun."
Simak pidato lengkap Khan di sini.
Trump menjawab dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC, mengklaim bahwa dia telah berkorban banyak untuk Amerika, dengan menciptakan puluhan ribu tenaga kerja. Lalu terkait pidato Khan tersebut, dia malah menyebut istri Khan yang berdiri di samping suaminya saat menyampaikan pidato.
"Jika Anda perhatikan istrinya, dia cuma berdiri di sana. Dia tidak mengatakan apa pun. Kemungkinan besar dia tidak diizinkan mengatakan apa pun," ujar Trump.
Istri Khan, Ghazala, menjawab pernyataan Trump itu lewat kolom opini The Washington Post.
“Donald Trump bertanya kenapa saya tidak bicara di Konvensi Partai Demokrat. Dia bilang ingin mendengar dari saya. Dan ini jawaban saya untuk Donald Trump: Karena tanpa mengatakan apa pun, seluruh dunia, seluruh Amerika bisa merasakan kepedihan saya."
Mantan manajer kampanye Trump, Corey Lewandowski, membela habis-habisan triliuner properti tersebut.
Menurutnya, kalau Trump yang jadi presiden, Kapten Khan justru akan masih hidup karena dia tidak akan pernah ditugaskan ke Irak (karena orangtuanya bakal dilarang masuk Amerika sebagai Muslim).
“Yang kedua, keluarga Khan yang memutuskan hal ini sendiri dengan mendatangi Konvensi Partai Demokrat dan menyampaikan kisah itu," kata Lewandowski, yang sekarang menjadi analis politik di CNN.(BRT1)
Tag :
internasional