Di Jembaran Bali Kartu Sakti Jokowi Kurang Tepat Sasaran

Abadijaya News: Miris dan sangat memprihatinkan, penderitaan yang dialami Ketut Subagia (50), warga Banjar Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana itu. Di tengah kondisinya yang hanya mampu tergolek lemah di sebuah bale, dia hanya bisa menggantungkan hidupnya orang lain yang tercatat sebagai keluarga miskin.

Apalagi semenjak kedua orangtuanya meninggal, Subagia terpaksa diasuh oleh adiknya, Ketut Sumerta (43). Walaupun kehidupan keluarga adiknya pas-pasan, Sumerta bergantian dengan istrinya sehingga dia juga tidak bisa bekerja dengan maksimal bekerja sebagai buruh serabutan.

"Dulu ada orangtua saya, beliau yang merawat namun sejak orangtua tiada terpaksa saya tidak bisa bekerja jauh-jauh. Karena kalau makan harus disuapin, dimandikan bahkan kalau buang air juga harus dilayani," ujar Sumerta, berharap pemerintah bisa membantu biaya perawatan kesehatan kakaknya, Minggu (7/12).

Ironisnya, sejak Subaiya masuk ke dalam keluarga adiknya, jatah tunjangan sebagai orang miskin dicoret dari catatan desa. Dengan demikian, Subagia juga luput dari bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtra (PSKS) merupakan program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Sementara itu banyak penerima bantuan kartu sakti Jokowi di Jembrana dari kalangan yang lebih mapan dari Subagia. Meskipun demikian, dia mengaku pasrah menerima kenyataan.

"Mungkin ini bukan hak saya, dan ada yang lebih pantas menerima bantuan pemerintah. Saya sudah terbiasa hidup susah, mungkin ini garis hidup saya," ucap Subagia, tanpa menunjukkan raut wajah kesedihan, Minggu (7/12).

Untuk diketahui, Subagia lumpuh setelah dirinya mengalami penyakit dan tidak mendapat perawatan lantaran tidak adanya biaya untuk berobat dari umur satu tahun. "Mungkin hanya dibawa ke dukun waktu itu. Saya tidak tahu," katanya dengan tatap menerawang.(mdk)




pageads
Tag : nasional