Abadijaya News: Tragedi jatuhnya pesawat AirAsia
QZ8501 tujuan Surabaya ke Singapura, menyebabkan jemaat Gereja Evangelis
Mawar Sharon ikut berduka. Sebab, sebanyak 41 jemaat dari gereja
tersebut turut berada di dalam pesawat nahas tipe Airbus A320-200 itu.
BBC edisi Minggu 4 Januari 2015, melansir kebanyakan dari
jemaat merupakan keluarga dan membawa anak-anak. Mereka berangkat ke
Singapura, dengan tujuan berlibur dan merayakan pergantian tahun. Jemaat
tersebut, sepertinya memesan tiket sejak jauh hari karena hal tersebut
bisa membuat harga penjualannya jauh lebih murah.
Namun, Tuhan memiliki rencana lain. Seorang pastor bernama Caleb Natanilliem yang ditemui BBC, mengatakan dia mengenal pasangan suami istri yang memiliki dua anak yang masih kecil.
"Saya bertemu mereka sebelum Natal. Namun, kini saya tidak bisa lagi menyapa mereka," ungkap Caleb.
Sementara itu, jemaat gereja lainnya bernama Linca Gonimasela,
kehilangan putra satu-satunya yang baru berusia 13 tahun, Adrian
Fernando. Laman Dailymail melansir, Adrian berangkat ke Negeri Singa bersama dengan bibi, paman, dan putrinya yang masih berusia tiga tahun.
"Dia putra saya satu-satunya. Awalnya, dia tidak ingin ikut, namun
kemudian dibujuk untuk ikut mereka menghabiskan liburan tahun baru,"
kata Linca sambil menyeka air matanya.
Fakta begitu banyak jemaat Gereja Mawar Sharon yang menjadi
penumpang AirAsia QZ8501 membuat anggota lainnya terkejut. Mereka tidak
menyangka akan kehilangan 41 jemaat gereja dalam satu insiden.
"Namun, semoga semua jasad dapat ditemukan secepatnya, sehingga
keluarga mereka bisa memakamkannya secara layak. Kami akan selalu
mendukung keluarga, sehingga mereka tetap kuat dan tahu bahwa mereka
tidak sendiri," ungkap jemaat lainnya, Paulus Angka Wijaya.
Berharap keajaiban
Kendati tipis kemungkinan masih ada penumpang yang selamat, namun
Pastor Caleb menyebut banyak keluarga penumpang yang tidak putus
harapan.
"Saya merasa masih banyak dari mereka yang bertahan dan menanti
kabar jika ada penumpang yang selamat. Bahkan, banyak dari keluarga
korban yang menolak spekulasi bahwa orang yang mereka cintai telah
tiada," kata Caleb.
Sebab itu, lanjut Caleb, mereka terus berdoa mengharap keajaiban.
Seperti yang terlihat dalam misa pada Minggu kemarin, para jemaat yang
turut berduka mendoakan keluarga penumpang AirAsia QZ8501. (vv)
Tag :
Peristiwa