Abadijaya News: Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti mengaku dirinya adalah opinion leader ketika Joko Widodo (Jokowi) maju pada pemilihan presiden (pilpres) 2014 yang lalu. Dia pun tahu betul siapa yang memperjuangkan Jokowi menjadi Presiden sedari awal.
Dia membantah kalau Andi Widjajanto, Luhut Pandjaitan dan Rini Soemarno yang pernah berada didalam Tim Transisi Jokowi-JK, dan kini menjadi Sekretaris Kabinet serta Menteri BUMN dipersepsikan sebagai penyalip di tikungan atau menusuk dari belakang. Menurutnya Andi dan Rini adalah orang yang berjuang dari awal.
"Saya membela. Rini, Andi dan Luhut bukan orang yang menyalip di tikungan. Mereka bukan manusia yang lompat ketika kereta api berjalan," ujar Ikrar di Kantor LIPI, Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Penilaian ini menurut Ikrar dapat dilihat diantaranya dari pengorbanan Andi dan Rini. Andi yang memperjuangkan Jokowi sampai mengorbankan posisinya sebagai dosen Hubungan Internasional di FISIP UI. Sedangkan Rini juga membantu secara materiil perjuangannya Jokowi.
Kemudian, Ikrar mengaku aneh dan mempertanyakan alasan mengapa Andi, Luhut dan Rini dibenci sedemikian rupa. Apakah karena Andi dan Rini yang mengatur atau mengurus para calon menteri Jokowi ke KPK.
"Apakah gara-gara ini mereka harus dibenci?," katanya.
Diketahui sebelumnya, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri menyatakan ada yang menjadi penumpang gelap, berusaha melakukan deparpolisasi dan menusuk dari belakang pada dirinya dan PDIP. Apa yang disampaikan Megawati itu banyak dinilai untuk Jokowi yang dalam beberapa hal dinilai Megawati dan PDIP tidak mengikuti maunya mereka. Dan juga untuk Andi, Luhut dan Rini yang dinilai membuat jarak antara Jokowi dengan Megawati dan PDIP.(inilah)
Tag :
politik