Kita semuanya adalah mahluk dari gustiAlloh yang setiap kita mengalami “From No thing to Something” tidak terkecuali dua nabi besar ini, yang sama-sama telah merubah wajah dunia namun akhirnya historical jalan ceritanya jadi berbeda.
NATAL. Sebuah catatan yang syarat dengan polemic internal. Dari ke’empat Injil Kanonikal tidak semuanya menceritakan kisah tentang kelahiran Yesus. Para Theolog dibikin bingung mengapa sekaliber Injil Markus dan Injil Yohanes entah mengapa harus bungkam seribu bahasa? Hanya Injil Matius dan Injil Lukas yang mengisahkan kelahiran Yesus dalam narasi yang berlainan. Ada bagian bagain narasi yang bisa diselaraskan, namun bila dicermati ayat per ayat lebih kental dengan dominasi narasi yang saling bertentangan. Maka bila ingin mendapatkan informasi yang lebih dalam upaya mengisi kekosongan tentang pernak-pernik kelahiran Yesus tidak ada cara lain harus hunting kepada Injil Apokripa semisal ProtevangeliumYacobi atau lainya sebagai amunisi data tambahan. Lepaskan belenggu bayang-bayang Apokripa yang membodohkan karena semua bisa dan boleh saja dibaca,tidak terkecuali catatan ekstra kanonik. Namun aka menjadi lebih dahsyat lagi ketika informasi dari al Quran turut menjadi acuan.
Memang ketika usai membaca pustaka diatas bukan berarti serta merta polemic Natal segera terkikis habis. Karena merekonstruksi kembali peristiwa kejadian dua ribu limabelas tahun yang lalu kelahiran sang Nabi besar bukanlah sesuatu yang mudah.
Polemik tentang 25 Desember benarkah itu saat kelahiran Yesus? Semua hanya sebatas isapan jempol belaka karena tidak ada satu pun manusia di bumi ini yang dapat memeprtanggung jawabkanya sebagai saat yang benar secara data akademik. Maka saatnya harus dikatakan kepada semuanya tentang sebuah analisa akademik berdasarkan Injil Lukas walaupun tanggalnya tidak dapat diketahui namun bulanya dapat dihitung dengan tepat. Yesus lahir pada bulan Maret!
Polemik tentang siapakah sosok Yesus yang dilahirkan Bunda Maria, sang Dewi sholeha yang namanya telah tertulis di langit langit surga sebagai hamba terkasih dari gustiAlloh?
Manusi dia kah? Tuhan dia kah?
Yesus telah menjadi korban Eisegese Kitab Suci dari bapak bapak gereja yang telah memaksanya menjadi Yesus yang isani “Dirubah Paksa” menjadi Yesus yang ilahi. Dan ketika jemaat bingung antara domain insani dan ilahi maka cukup dikeluarkan dogma oleh gereja dengan pengakuan iman “Yesus seratus persen Manusia dan seratus persen Allah” Bukan main!
Bila saja mau tunduk terhadap narasi PJ. 21:1 2 dan Matius 2:1 semuanya akan beres. Karena para Para ahli perbintangan yang disebut orang-orang majus itu yang lebih dahulu tahu ketika Yahudi-Israel belum mengetahui hal ihwal apapun tentang peristiwa “Kelahiran Agung”
Dan amat sngat dapat dipastikan Para ahli perbintangan yang disebut orang-orang majus itu tidak pernah secuil pun keluar kata-kata dari mulut mereka sebagai pengakuan bahwa sosok yang dilahirkan Bunda Maria itu adalah Allah!
PJ. 21:1-2
Yusuf baru saja mau berangkat ke Yudea, tetapi suatu kegemparan besar telah berlangsung di Betlehem di Yudea . Hal ini terjadi ketika “Para ahli perbintangan” datang dan bertanya; “Dimanakah Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami berada disini karena kami telah melihat bintangnya di Timur dan telah datang untuk menyembahnya.
Matius 2:1
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
2:2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Lalau mengapa anda menjadi berbeda?
MILLAD
Muhammad dimarginalkan sejarah!
Seorang anak yatim telah lahir Muhammad namanya. Dia harus kehilangan seorang bapak ketika dalam kandungan. Dewi Siti Aminah harus tampil sebagai single parent. Seiring berjalanya waktu,tiba saatnya sang Bunda Dewi Siti Aminah mencarikan “Ibu Susu” sebagai mana layaknya tradisi Arab saat itu.
Turunlah dari pegunungan tanah Arab ke kota Makkah rombongan ibu-ibu yang sedang mencari “Anak Susuh” maka ketika tiba waktunya pulang kembali ke atas gunung semua para ibu bergembira telah mendapatkan momongan untuk di asuh. Namun salah satu diantara mereka Halimatuh Sa’diyah bersedih hati karena belum juga mendapat momongan. Dari pada menanggung malu karena Air Susu-nya tidak laku, dari pada harus kembali dengan “Tangan Hampa” maka dia kembali menghampiri bayi Muhammad untuk dibawanya pulang. Itulah catatan sejarah kehidupan sang Nabi besar disaat kecil. Muhammad kecil telah dimarginalkan oleh penulis sejarah. Hidup sebagai Yatim dari keluarga yang tidak mampu, tidak mampu membayar upah penyusuan. Dan marginalisasi ini terus berlanjut akhirnya berhenti pada satu titik krusial sehingga tanpa pendidikan dikatakan sang Nabi “Buta Hurup”
Mari coba kita urai catatan sejarah!
Berawal dari bapak Abdullah yang nyawa hidupnya harus ditebus dengan harga super tinggi senilai seratus ekor Unta pilihan, oleh sang Kakek yang karena telah terlanjur menazarkannya untuk sebuah pengorbanan. Bapak Abdullah meninggal dalam perjalan kembali pulang ke rumah, bukan dalam perjalanan menuju daerah perniagaan. Tentu seorang pedagang yang tak lepas dari interaksi “Dodol tinuku” ketika kembali pulang yang dibawah adalah lebih banyak Uang dari pada Barang. Kembali kepada sang Kakek yang dia adalah Raja terbukti dari posisi sosialnya sebagai pemegang otoritas Ka’bah. Dan sudah menjadi makhfum pada kehidupan Istana. Raja hidup dalam lingkungan Istana bersama anak-anaknya yang belum menikah. Namun ketika anak-anak telah menikah maka mereka harus keluar dari lingkungan Istana Raja. Disinilah rancangan agung gustiAlloh yang mengiginkan utusanya lahir dalam lingkungan Istana. Karena ketika bapak Abdullah meninggal maka sebagai tanggung jawab keluarga sang Kakek menarik anak menantunya yang sedang mengandung cucu tercinta untuk kembali masuk dalam lingkungan Istana. Itu semua karena gustiAlloh berkehendak sang utusan lahir di dalam Istana.
Lalau mengapa anda percaya sejarah yang telah memarginalkan kehidupanya?
LANGGAR DESA KU.
Ketika sembahyang Isya telah usai kami semua di dalam Langgar duduk melingkar mengelilingi “Tumpeng” melakukan Syukuran atas lahirnya junjungan kanjeng nabi Muhammad.
Sesepuh desa membawa “Kitab Kuning” membacakan sejarah kelahiran sang nabi yang bertepatan dengan tahun Gajah. Lalu anak-anak kampung ku mendendangkan lagu Sholawat Atas Nabi Muhammad “Dia lelaki ilham dari syurga” kekasih gustiAlloh!
Sholatulloh
Salamulloh
Ala Thoha Rosulillah
Sholatulloh
Salamulloh
Ala Yasin Habibillah
Teruslah bernyanyi teruslah bernyanyi anak-anak desaku! Untuk Nabi yang berbudi luhur.
Qs. Al Qalam/68:4.
dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Bila ada yang mengatakan syukuran atas kelahiran kanjeng nabi Muhammad itu Bid’ah maka jangan hiraukan itu. Dan kini saatnya kalian tanyakan kepada mereka:
Bila kau mengaku Islam tetapi ikut mengucapkan, merayakn Natal apakah itu bukan Bid’ah? hehehe……….
Ketika Natal dan Millad menggetarkan hati. Sahabat maka izinkan aku mengajak mu. Mari kita kembalikan Yesus dan Muhammad dalam lintasan sejarah yang sebenarnya.
Sekian. Salam untuk anda semua, dari seorang teman, sampai jumpa pada Cangkir-cangkir berikutnya. [] k o c o-arimatea. pemerhati BUDAYA dan KAJIAN LINTAS KITAB SUCI semoga terCERAHkan
Ketika Natal dan Millad mu menggetarkan hatiku. mBatu-Jawa Timur Kamis Pahing 24-December-2015
Terima kasih-ku kepada; gustiAlloh & kanjeng nabi Muhammad yang memberikan inspirasi untuk berani meragukan dan bertanya tentang segala sesuatu demi menemukan kebenaran ----k o c o 65
Isi sepenuhnya ada pada tanggung jawab penulis adalah Supervisor Investigasi Forum ARIMATEA Malang Raya. Pengasuh Pondok Kajian OJO GELO mBatu-Malang.
copas FB (subandi T Sukoco)
Tag :
Opini