Sony Sugema yang selama ini dikenal sebagai pendiri lembaga bimbingan belajar (bimbel) Sony Sugema College (SSC) tutup usia di RS Santosa Bandung pada Minggu dini hari (31/1) kemarin. Pria berjuluk 'Raja Bimbel' ini menghembuskan nafas terakhir sewaktu melaksanakan salat sunah tahajud.
"Kakak saya (Sony) meninggal saat salat tahajud," kata Tomy Djatnika, adik kandung Sony, ditemui di rumah duka, Jalan Babakan Priangan V, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Senin (1/2/2016).
Mendiang Sony sempat menjalani perawatan pascaoperasi pemasangan ring di pembuluh darah jantungnya pada Jumat (29/1) lalu di RS Santosa Bandung. Menurut Tomy, operasi tersebut berlangsung tanpa hambatan.
"Operasi berjalan baik, waktunya sekitar 40 menit. Setelah itu Pak Sony masuk ICU untuk diagnosa hasil operasi. Setelah didiagnosa selama 24 jam, Pa Sony dinyatakan sehat. Trombosit, gula dan tensinya bagus," ujar Tomy.
Sony kemudian pindah ke ruang perawatan. Ketika di ruang pasien, kondisi Sony sempat demam dan batuk. Lalu pada Sabtu (30/1), suhu tubuh Sony berangsur membaik.
"Minggu subuh, sekitar jam tiga, Pa Sony bangun. Memang sudah biasa Pa Sony menunaikan salat tahajud," ujar Tomy.
Tomy berkisah, waktu itu Sony tidak sendirian di kamar rawat inap. Sony ditemani istri, Siti Romlah, dan tiga anaknya.
"Pak Sony salat di kasur. Salah satu anaknya (Zaenab Alzahra), melihat kok ayahnya lama sekali salatnya. Lalu ketika dibangunkan, ternyata sudah nggak ada (Sony meninggal)," tutur Tomy yang menyebut diperkirakan Sony meninggal antara pukul 03.00 hingga pukul 05.00 WIB.
Keluarga sudah memakamkan Sony di TPU Cisereuh, Kota Bandung, Minggu (31/1) kemarin. Sony kelahiran Bandung 7 Februari 1965. Dia meninggal menjelang umur 51 tahun pada Februari tahun ini. Nama Sony tenar di dunia pendidikan Indonesia lantaran sukses mengembangkan SSC yang dirintisnya sejak 1990. (detik)
"Kakak saya (Sony) meninggal saat salat tahajud," kata Tomy Djatnika, adik kandung Sony, ditemui di rumah duka, Jalan Babakan Priangan V, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Senin (1/2/2016).
Mendiang Sony sempat menjalani perawatan pascaoperasi pemasangan ring di pembuluh darah jantungnya pada Jumat (29/1) lalu di RS Santosa Bandung. Menurut Tomy, operasi tersebut berlangsung tanpa hambatan.
"Operasi berjalan baik, waktunya sekitar 40 menit. Setelah itu Pak Sony masuk ICU untuk diagnosa hasil operasi. Setelah didiagnosa selama 24 jam, Pa Sony dinyatakan sehat. Trombosit, gula dan tensinya bagus," ujar Tomy.
Sony kemudian pindah ke ruang perawatan. Ketika di ruang pasien, kondisi Sony sempat demam dan batuk. Lalu pada Sabtu (30/1), suhu tubuh Sony berangsur membaik.
"Minggu subuh, sekitar jam tiga, Pa Sony bangun. Memang sudah biasa Pa Sony menunaikan salat tahajud," ujar Tomy.
Tomy berkisah, waktu itu Sony tidak sendirian di kamar rawat inap. Sony ditemani istri, Siti Romlah, dan tiga anaknya.
"Pak Sony salat di kasur. Salah satu anaknya (Zaenab Alzahra), melihat kok ayahnya lama sekali salatnya. Lalu ketika dibangunkan, ternyata sudah nggak ada (Sony meninggal)," tutur Tomy yang menyebut diperkirakan Sony meninggal antara pukul 03.00 hingga pukul 05.00 WIB.
Keluarga sudah memakamkan Sony di TPU Cisereuh, Kota Bandung, Minggu (31/1) kemarin. Sony kelahiran Bandung 7 Februari 1965. Dia meninggal menjelang umur 51 tahun pada Februari tahun ini. Nama Sony tenar di dunia pendidikan Indonesia lantaran sukses mengembangkan SSC yang dirintisnya sejak 1990. (detik)
Tag :
Hikmah & Keluarga