Cekcok antara Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, dengan penyidik KPK dalam penggeledahan di gedung parlemen pada 15 Januari lalu sebenarnya merupakan kesalahpahaman biasa.
"Kemarin itu (Jumat, 15/1) ada sedikit miskomunikasi antar pimpinan di sini (DPR) dengan penyidik-penyidik KPK," kata pimpinan KPK, Laode Syarif, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/1).
Kala itu, Fahri memprotes penyidik KPK karena memboyong beberapa anggota Brimob Polri berpakaian dan bersenjata tempur dalam penggeledahan di DPR. Menurut Fahri, sikap itu berlebihan dan melanggaran aturan.
Laode mengklarifikasi, sebenarnya penyidik KPK sudah berusaha melakukan penggeledahan sesuai prosedur. Namun, ketika itu penyidik memilih melewati tangga darurat menuju tiga ruangan yang disasar. Hal itu, klaimnya, dilakukan untuk menghindari sorotan media massa.
Meskipun sudah menghindari media massa, lanjut Laode, tetap saja gerak-gerik mereka tercium wartawan.
Laode mengakui KPK perlu introspeksi agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman serupa.
"Jadi intropeksi diri. Nanti kami bicarakan mendalam di sana," tegasnya.
Kalau perlu tambah dia, dilakukan pembuktian atas pelangaran aturan yang dilakukan KPK. Meski demikian dia tidak menyalahkan penyidiknya yang membawa Brimob bersenjata tempur ke dalam gedung parlemen.
"KPK selalu pakai Brimob, waktu dulu juga datang pakai Brimbob," tegasnya. (rmol)
"Kemarin itu (Jumat, 15/1) ada sedikit miskomunikasi antar pimpinan di sini (DPR) dengan penyidik-penyidik KPK," kata pimpinan KPK, Laode Syarif, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/1).
Kala itu, Fahri memprotes penyidik KPK karena memboyong beberapa anggota Brimob Polri berpakaian dan bersenjata tempur dalam penggeledahan di DPR. Menurut Fahri, sikap itu berlebihan dan melanggaran aturan.
Laode mengklarifikasi, sebenarnya penyidik KPK sudah berusaha melakukan penggeledahan sesuai prosedur. Namun, ketika itu penyidik memilih melewati tangga darurat menuju tiga ruangan yang disasar. Hal itu, klaimnya, dilakukan untuk menghindari sorotan media massa.
Meskipun sudah menghindari media massa, lanjut Laode, tetap saja gerak-gerik mereka tercium wartawan.
Laode mengakui KPK perlu introspeksi agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman serupa.
"Jadi intropeksi diri. Nanti kami bicarakan mendalam di sana," tegasnya.
Kalau perlu tambah dia, dilakukan pembuktian atas pelangaran aturan yang dilakukan KPK. Meski demikian dia tidak menyalahkan penyidiknya yang membawa Brimob bersenjata tempur ke dalam gedung parlemen.
"KPK selalu pakai Brimob, waktu dulu juga datang pakai Brimbob," tegasnya. (rmol)
Tag :
nasional